Wartasentral.com, Jakarta – Tim Artemis Mahasiswa Teknik Perminyakan Universitas Pertamina (UPER), yang digawangi Mukhammad Sholikhuddin, Muhammad Khoirul Latif dan Dzakhi Fahri, berhasil menciptakan inovasi lumpur pengeboran yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Berkat terobosan tersebut, tim Artemis berhasil meraih gelar juara 2, mengalahkan 8 finalis lainnya, dalam ajang Mud Innovation, Integrated Petroleum Festival (IPFEST) 2024.
IPFEST 2024, merupakan gelaran kompetisi bagi mahasiswa Teknik Perminyakan di Indonesia, yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 24 sampai 25 Februari 2024.
Melalui keterangan tertulis, Selasa (5/3/24), tim Artemis mengemukakan, bagian yang krusial dari praktik pengeboran adalah, memastikan keamanan material penyusun.
“Kami mengutamakan material alami dan ramah lingkungan, seperti penggunaan zat aditif LCM (Loss Circulation Material), menceminkan komitmen pada praktik pengeboran yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan,” jelas Amam, Ketua Tim Artemis.
Tak hanya itu, Tim Artemis juga memanfaatkan High Performance Water Based Mud (HPWBM).
Yaitu, sebuah formulasi lumpur yang berbahan dasar air, serta Reservoir Drill in Fluid (RDIF), yang merupakan komponen lumpur khusus pada zona reservoir, sehingga meningkatkan keamanan terhadap formasi pengeboran.
Selain mengutamakan penggunaan bahan yang ramah lingkungan, tim Artemis juga berhasil menekan total biaya sistem lumpur dalam pengeboran migas.
“Untuk mendapatkan hasil yang sesuai harapan, kami melakukan berbagai riset mendalam dan percobaan yang dilakukan di laboratorium,” imbuhnya.
Kata Amam, itu melalui simulasi sumur dengan kedalaman yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu 17 1/2” , 12 1/4” dan 8 1/2”.
“Selain itu, keberhasilan kami juga dipengaruhi oleh penyusunan laporan akhir, yang dinilai komprehensif,” sambungnya.
Melalui gelaran IPFEST 2024, Universitas Pertamina juga berhasil memborong 3 penghargaan lainnya, yaitu juara 2 dan 3 Well Design Competition dan juara ke-3 Mud Innovation Competition.
Keberhasilan tim Universitas Pertamina tersebut, kontan mendapatkan dukungan dari Rektor Universitas Pertamina Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir MS.
“Kami mendorong mahasiswa Universitas Pertamina, aktif mengikuti kompetisi, sehingga mengembangkan soft skill mereka,” paparnya.
Selain itu, terangnya Prof Wawan, jalinan kerja sama dengan industri, sebagai lahan praktikal mahasiswa belajar secara riil, menjadikan mahasiswa UPER memiliki banyak pengalaman belajar.
“Ditambah adanya program penyiapan lulusan untuk diserap industri, yaitu Lulusan Merah Putih yang memberi kesempatan pada 45 lulusan terbaik, untuk berkarir di Pertamina grup,” tekannya.
Sebagai informasi, saat ini kampus besutan PT Pertamina (Persero), tengah membuka peluang untuk berkuliah di UPER.
Bagi calon mahasiswa yang tertarik, dapat mengakses informasi selengkapnya melalui https://pmb.universitaspertamina.ac.id/
Perlu diketahui, peran lumpur dalam industri Migas, tidak hanya sebagai unsur pendukung, namun juga untuk menstabilkan tekanan fluida.
Termasuk mengontrol semburan liar, yang berpotensi membahayakan pekerja dan proses produksi migas (Karya, 2021).
Lumpur juga memiliki peran signifikan, dalam proses mengangkat cutting dan bongkahan, serta menjaga suhu yang optimal di dalam lubang sumur.
Kendati menjadi komponen esensial, tak dipungkiri material yang terdapat dalam lumpur pengeboran seperti Pb (Timah Hitam), Cu (Tembaga), Cd (Logam Kadmium) dan lainnya, dapat membahayakan lingkungan hingga mengancam kesehatan manusia (Warmiko, 2015). (Key)