Ciptakan Briket Sampah Sorgum, Mahasiswi UPER Wakili Asia Pasifik ke GSEA Afsel

Mahasiswi UPER Ni Kadek Karina Dewi (foto: hum)
Bagikan:

Wartasentral.com, Jakarta – Mahasiswi Program Studi Ekonomi Universitas Pertamina (UPER) Ni Kadek Karina Dewi, berhasil menciptakan bahan bakar alternatif dengan mengganti bahan bakar kayu atau arang, menjadi briket yang berasal dari sampah sorgum.

Berkat inovasinya tersebut, Karin berhasil menjadi perwakilan wilayah Asia Pasifik, dalam Global Students Entrepreneur Awards (GSEA) 2024 di Afrika Selatan.

“Biasanya di wilayah pedesaan, bahan bakar konvensional utama dalam rumah tangga menggunakan kayu bakar atau arang,” terangnya dalam keterangan tertulis yang diterima Selasa (21/5/2024).

Namun lantaran hal itu menimbulkan permasalahan, imbuh Ni Kadek Karina Dewi, inovasi briket dari limbah sorgum dapat menjadi energi alternatif.

“Dengan keuntungan 2 kali lipat lebih lama dan harganya yang relatif murah, briket sorgum tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pengganti kayu bakar atau arang,” pungkas Karina.

Pengembangan briket ramah lingkungan tersebut, paparnya, didasari bahwa di Buleleng, Bali, sorgum menjadi komoditas utama mata pencaharian penduduk.

Dengan luas lahan 30 hektar, panen sorgum dapat mencapai 3 ton per hektar dan di panen dalam 3 kali per tahun.

“Jumlah yang cukup besar ini, juga menyumbang keberadaan limbah sorghum yang besar pula. 85% tanaman sorghum diantaranya berakhir menjadi limbah,” unggahnya.

Selain permasalahan sampah sorgum yang melimpah, kesejahteraan petani sorgum juga menjadi tantangan di wilayah Buleleng.

Berdasarkan BRIN (2023), diketahui harga per kilogram sorgum berkisar Rp. 10.000 hingga Rp. 21.000, tidak sebanding dengan tenaga dan biaya yang dikeluarkan petani dalam budidaya sorgum.

Jika limbah sorgum dibakar, jelasnya, maka hal tersebut dapat melepaskan jejak karbon.

“Oleh karena itu, saya turut bermitra dengan sahabat semasa saya bersekolah, dalam mengembangkan briket ramah lingkungan yang kami namai Bioghum,” tekannya.

Bioghum, urainya, menjadi sebuah langkah kecil untuk membantu petani dan mengatasi masalah limbah sorgum.

Dengan komposisi 75% batang sorgum, 25% daun sorgum, dan 15% bahan pengikat serta pembuatan briket yang masih dicetak secara manual, Karina bersama dengan timnya berhasil menciptakan briket ramah lingkungan. Bahkan, mendapatkan bantuan pendanaan awal hingga 115 juta.

“Setelah mendapati komposisi yang ideal, kami turut melakukan tinjauan lanjut, dan didapati bisa mengurangi dampak karbon sebesar 32% atau 198,2 kg karbon per bulan,” ulasnya.

Semula, imbuhnya, harga sampah sorgum hanya sebesar Rp. 350 per kilo, namun ketika menjadi briket dapat dijual hingga harga Rp. 18.000 per pak, dengan kata lain, pembuatan bioghum mampu menambah nilai added value limbah sorghum hingga 51 kali lipat.

Dalam perhelatan GSEA 2024 di tahap penyisihan global yang dilaksanakan di Singapura pada April 2024, Karin turut dibantu oleh Haykal Sulthan Hakeem, mahasiswa Prodi Ekonomi UPER, berhasil menyapu 1.400 peserta.

Mereka berdua, mengalahkan 8 finalis lainnya yang berasal dari Thailand, Jepang, Filipina dan Bangkok.

Karin bersama tim, berhasil melangkah menjadi perwakilan wilayah Asia Pasifik untuk berkompetisi di tahap internasional.

Prestasi cemerlang Karina, turut mendapatkan perhatian dan dukungan dari Rektor UPER Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir MS..

Menurutnya, capaian Karina, menjadi salah satu pemantik bagi mahasiswa lainnya, dalam upaya menjawab tantangan global seperti transisi energi dan menciptakan energi bersih dan terjangkau.

Sebagai kampus yang berorientasi pada sektor teknologi dan bisnis energi serta tumbuh di lingkungan Pertamina, kegiatan belajar mengajar disesuaikan dalam tujuan keberlanjutan.

Misalnya melalui peminatan Energy and Economic Sustainability di Prodi Ekonomi, mahasiswa diajarkan dalam berpikir kritis, dan berinovasi dalam menghasilkan energi yang tidak hanya ramah lingkungan, namun juga dapat terjangkau bagi semua kalangan.

“Selain itu, kami juga melibatkan mahasiswa dalam kegiatan riset kolaborasi dengan industri dan ahli dan magang di industri,” jelas Prof. Wawan.

Sebagai informasi, saat ini kampus besutan PT Pertamina (Persero) tengah membuka peluang untuk berkuliah di UPER.

Bagi calon mahasiswa yang tertarik, dapat mengakses informasi selengkapnya melalui https://pmb.universitaspertamina.ac.id/. (Key)

Tinggalkan Balasan