Ekbis  

Kondisi Kalsel Masih Stabil, Tiap Minggu Alami Deflasi 1,37%

Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Agus Dyan Nur, menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi dan Penanggulangan Kasus TBC (foto: lenkal)
Bagikan:

Wartasentral.com, Banjarbaru – Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor, melalui Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Agus Dyan Nur, menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi dan Penanggulangan Kasus TBC, yang dipimpin Mendagri RI Tito Karnavian secara virtual, di Command Center Kantor Gubernur Kalsel, Banjarbaru, Senin (10/6/2024).

Agus Dyan Nur melaporkan, kondisi inflasi di Kalimantan Selatan per 1 Juni masih stabil dan terkendali.

Ia menyebutkan, persentase inflasi Kalsel masih di bawah rata-rata nasional dengan angka 28,4%, sedangkan Kalsel mencatat 26,3%.

“Per minggunya kita masih mengalami deflasi 1,37%. Jadi kondisi Kalsel masih stabil, tetapi minggu depan kita menghadapi lebaran Idul Adha,” ungkapnya.

Ia pun mendorong seluruh daerah di Kalsel, untuk menjaga stabilitas pangan, termasuk beras dan bawang.Terkait TBC, ia berencana melakukan rapat koordinasi dengan dinas terkait.

“Dari hasil rapat tadi, kita disarankan untuk membentuk TP2TP di daerah dan melaporkannya ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalsel beserta turunannya,” tambahnya.

Dalam rakor tersebut, terungkap bahwa Indonesia merupakan negara kedua dengan jumlah kasus baru TBC tertinggi di dunia setelah India, dengan estimasi kasus sebesar 1.060.000 penduduk.

Angka kematian akibat TBC, mencapai 134.000 jiwa. Urutan selanjutnya adalah China, Filipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh, Kongo, Afrika Selatan, dan Myanmar.

Berdasarkan data dari Kemenkes RI, sebanyak 35.006 kontak serumah menerima Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) pada tahun 2023 (2,6%), dengan target program mencapai 50%.

Terkait inflasi, pemerintah pusat juga terus menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM), untuk menjamin ketersediaan dan stabilisasi pangan.

“Per 9 Juni 2024, telah dilakukan 5.054 kali GPM di 37 provinsi dan 435 kabupaten/kota se-Indonesia,” tandasnya.

Pelaksanaan GPM dari 3-9 Juni berlangsung di Kabupaten/Kota Lamandau, Mamuju, Balikpapan, Tulungagung, Lampung, Bangka, Donggala, Gorontalo, dan Tanah Bumbu.

Ia mengemukakan, penyaluran besar SPHP mencapai realisasi per 7 Juni sebesar 735.148 ton, dengan wilayah penyaluran terbesar di Kanwil Jakarta dan Banten, Maluku dan Malut, serta Kalbar.

“Terdapat tujuh kanwil dengan realisasi 50%, di antaranya Bali, NTT, Papua dan Papbar, Sulut dan Gorontalo, Kalteng, Kalsel, dan NTB,” imbuh Agus.

Mendagri Tito Karnavian dalam rapat tersebut, menekankan pentingnya sinergitas antara Menko PMK dan Kemenkes RI dalam menangani kasus TBC.

Ia juga mewanti-wanti kepala daerah se-Indonesia, untuk waspada menjelang Idul Adha 1445 H, terutama terhadap komoditas seperti cabai merah, cabai rawit, ayam ras, dan bawang merah.

“Bulan mendatang, kemungkinan kemaraunya datang lebih cepat,” tegas Tito.

Ia menyoroti daerah Jawa, Sumatera, dan Sulawesi, menjelaskan bahwa lumbung padi mulai mengering karena cuaca ekstrem yang cukup panas.

“Idul Adha akan meningkatkan kebutuhan, tetapi kita harus memastikan kecukupan, terutama daging sapi. Intinya, kita harus melihat kondisi inflasi di daerah masing-masing,” katanya.

Dalam sesi tersebut, Menko PMK Muhadjir Effendy juga membahas pembentukan Tim Percepatan Penanggulangan TBC (TP2TB), sesuai Perpres No. 67 Tahun 2021, bersama Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, untuk mendukung penanggulangan TBC di Indonesia. (Adpim/lenkal)

Tinggalkan Balasan