UI Kukuhkan Prof. Hariyono Winarto Sebagai Guru Besar FK

UI Kukuhkan Prof. Hariyono Winarto Sebagai Guru Besar FK
Guru Besar FKUI Prof Haryono Wiyono (foto: dok UI)
Bagikan:

Wartasentral.com, Depok – Universitas Indonesia (UI), mengukuhkan Prof. Dr. dr. Hariyono Winarto, SpOG, Subsp. Onk, sebagai guru besar, dalam Bidang Ilmu Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran (FK) UI.

Dalam pidato pengukuhan yang disampaikan di Aula IMERI FKUI, Prof. Hariyono menguraikan pentingnya pendekatan minimal invasif, dalam menangani kanker ginekologi yang masih memiliki tingkat insiden yang tinggi di Indonesia.

“Kanker leher rahim termasuk dalam 5 besar kanker dunia,” ujarnya, memulai orasi ilmiahnya yang berjudul “Peran Pendekatan Minimal Invasif untuk Diagnosis dan Tatalaksana Ginekologi Yang Lebih Baik.” Kamis (15/1/24).

Menurutnya, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) mencatat peningkatan kasus kanker ginekologi, seperti kanker serviks, ovarium, dan endometrium.

Untuk itu, langkah-langkah tepat dalam penanganan penyakit tersebut, ucapnya, sangat penting.

Ia menjelaskan, terapi multimodalitas, yang melibatkan operasi, kemoterapi, dan radioterapi, merupakan pendekatan umum dalam penanganan kanker ginekologi.

Namun, Prof menekankan pentingnya pendekatan minimal invasif dalam operasi, seperti laparoskopi dan histeroskopi, untuk memberikan hasil yang lebih baik.

Laparoskopi, urainya teknik pembedahan dengan beberapa sayatan kecil, memungkinkan dokter untuk melakukan tindakan operasi dengan lebih detail dan teliti, mengurangi perdarahan dan trauma operasi.

Sementara histeroskopi, lanjutnya, dilakukan dengan memasukkan kamera dan alat tindakan melalui jalan lahir, kemudian ke rahim.

“Pendekatan minimal invasif memberikan banyak keuntungan, termasuk pemulihan yang lebih cepat, risiko infeksi yang lebih rendah, dan bekas luka yang lebih kecil,” tambahnya.

Prof. Hariyono juga menyoroti pentingnya pendekatan minimal invasif dalam skrining kanker ginekologi, khususnya dalam diagnosis kanker endometrium.

“Melalui metode seperti analisis metilasi DNA, tingkat ketepatan diagnosis dapat meningkat secara signifikan,” tukasnya.

Pengukuhan guru besar Prof. Hariyono dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Rektor UI Prof. Ari Kuncoro, serta perwakilan dari berbagai institusi medis terkemuka di Indonesia.

Selain menjadi pionir dalam pendekatan minimal invasif dalam penanganan kanker ginekologi, Prof. Hariyono juga aktif dalam penelitian tentang topik lain terkait kesehatan reproduksi.

Keberhasilannya itu, menjadi inspirasi bagi dunia kedokteran Indonesia, dalam memperbaiki sistem penanganan penyakit yang semakin kompleks.(icky)

Tinggalkan Balasan