Tahun 2025, Dinkes Depok ‘Incar’ 100 Persen UHC & Swasti Saba Wistara

Tahun 2025, Dinkes Depok 'Incar' 100 Persen UHC & Swasti Saba Wistara
Kadinkes Depok Mary Liziawati (foto; diskomde)
Bagikan:

Wartasentral.com, Depok – Tahun 2025 mendatang, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok fokus pada program 100 persen UHC dan meraih kembali predikat Swasti Saba Wistara atau Kota Sehat.

Hal itu terungkap usai Forum Renja Dinkes Kota Depok, dengan tema
Meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pemenuhan standar pelayanan bidang kesehatan dan penguatan kemitraan menuju Depok maju, berbudaya dan sejahtera, di Aula Lantai 10 gedung Dibaleka II, Senin (26/2/24).

“Program tahun 2025, kita fokus pada UHC, target meraih Swasti Saba Wistara atau penghargaan kota sehat dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi,” ujar Kepala Dinkes Kota Depok Mary Liziawati, usai Forum Renja.

Prioritas yang lain, tambahnya, yang program kerja Dinkes tahun depan adalah Penyakit menular dan tidak menular, Implementasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), Pangan aman dan yang lainnya.

Ia mengungkapkan, Universal Health Coverage (UHC) Kota Depok pada awal 2024 sudah mencapai 98 persen.

“Yang menjadi masalah yakni peserta aktif masih di angka 74,7 persen. Karena minimal yang di persyaratkan BPJS adalah 75 persen,” jelas Mary.

Lantaran itu, ia terus berupaya tingkatkan kepesertaan aktif dan tingkatkan jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Secara umum, kita berusaha untuk tingkatkan supaya bisa 100 persen warga Depok sudah punya JKN dan kepesertaan aktifnya, di atas 75 persen,” paparnya.

Mary optimistis, target 100 persen bisa di raihnya pada tahun 2025, lantaran di tahun 2024, tergetnya sudah berlaku.

Mengenai program prioritas nasional Stunting, katanya, akan terus mengupayakan zero new stunting, dengan pendekatan dari mulai hulu.

“Yakni, remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan calon pengantin, kita persiapkan tidak anemia dan gizi buruk, sehingga ketika melahirkan, bayi sehat tidak Stunting,” ulasnya.

Guna mencapai Zero New Stunting atau tidak ada Stunting baru, Mary mengutarakan pihaknya mengajak semua perangkat daerah.

“Karena, Stunting ini bukan hanya Dinkes, jadi dari perangkat daerah lainnya lakukan intervensi sensitif, kalau spesifiknya itu Dinkes yang lakukan,” bebernya.

Untuk meraih kembali penghargaan
Swasti Saba Wistara, ia menekankan pentingnya peran dari masyarakat, melalui Forum Kota Depok Sehat (FKDS).

Bukan ditingkat kota saja, sergahnya, tapi di tingkat kecamatan ada Forum Komunikasi Kecamatan Sehat (FKKS) dan tingkat Kelurahan ada Pokja Kelurahan Sehat.

“Lewat forum itu, kita berkolaborasi, kerjasama untuk meraih Swasti Saba Wistara, melalui 9 tatanan yang menjadi persyaratan untuk meraih Swasti Saba Wistara,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok pernah menerima penghargaan tertinggi kota sehat atau Swasti Saba Wistara tahun 2019.

Penghargaan dari Kementerian Kesehatan RI bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) itu, diterima langsung oleh Wali Kota Depok Mohammad Idris, di Ruang Sasana Bhakti Praja Gedung C Kemendagri, Jalan Medan Merdeka Utara Nomor 7, Jakarta Pusat, Selasa (19/11/2019).

Kota Depok kala itu mendapat Swasti Saba Wistara, bersama dengan 88 kabupaten/kota se-Indonesia.

Penghargaan Swasti Saba Wistara ini merupakan predikat atau kategori tertinggi dalam bidang kesehatan, yang diberikan pemerintah pusat kepada kabupaten/kota, yang telah berhasil mencapai predikat sebagai daerah yang sehat dengan memenuhi sejumlah syarat yang ditetapkan.

Kabupaten/Kota Sehat adalah, suatu kondisi kabupaten/kota yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni penduduk, yang dicapai melalui terselenggaranya penerapan beberapa tatanan dan kegiatan, yang terintegrasi yang disepakati masyarakat dan pemerintah daerah. (Key)

Tinggalkan Balasan