Wamen Diktisaintek Soroti Penyelarasan Dunia Dikti Dengan Dunia Industri

Wamen Diktisaintek Soroti Penyelarasan Dunia Dikti Dengan Dunia Industri
Wamen Diktisaintek Stella Christie saat menjadi narasumber dalam acara ICI 2025, di Jakarta, Kamis (12/6/2015). (Foto: ist)
Bagikan:

Wartasentral.com, Jakarta– Dalam rangkaian acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kimpraswil) Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) Stella Christie, menyoroti urgensi penyelarasan antara dunia pendidikan tinggi (Dikti) dengan dunia industri.

Menurutnya, kesenjangan antara lulusan pendidikan dan kebutuhan industri merupakan persoalan yang tak bisa dihindari.

“Namun harus segera dijembatani, melalui reformasi sistemik,” tegasnya, Kamis (11/6/2025), saat menjadi narasumber dalam acara tersebut.

Ia memaparkan, gap antara kebutuhan industri dan lulusan pendidikan tinggi itu nyata. Dan situasi ini selalu terjadi, lantaran pergerakan industri jauh lebih cepat daripada kurikulum.

Untuk menjawab tantangan ini, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menetapkan dua jalur utama. Jalur pertama adalah, keterlibatan langsung industri dalam pengembangan kurikulum pendidikan tinggi.

“Industri, harus berpartisipasi dalam membentuk kurikulum. Ini bukan hanya tugas kampus, tetapi juga tanggung jawab industri untuk menyesuaikan diri dan berkolaborasi dengan dunia pendidikan,” tegas Wamen Stella.

Lebih lanjut, Wamendiktisaintek menyampaikan kementerian telah meluncurkan Program Industri Vokasional, yang secara eksplisit memadankan kebutuhan industri dengan lembaga pendidikan vokasi dan perguruan tinggi.

“Kami ingin universitas bekerja sama dengan i industri, untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Kuncinya adalah, pendidikan yang benar-benar dipadankan dengan industri,” tekannya.

Jalur kedua, menurut Wamendiktisaintek adalah peran kampus sebagai pencipta industri masa depan melalui riset dan inovasi.

Wamen Stella menekankan, kampus tak hanya mencetak tenaga kerja, tetapi juga harus menciptakan ekosistem yang melahirkan teknologi baru.

“Kita perlu mendidik mahasiswa, untuk memiliki mindset penelitian. Inovasi bukan sekadar tambahan, tetapi inti dari pendidikan tinggi masa kini,” tambahnya.

Saat ditanya tentang bagaimana merancang kampus agar tak sekadar menjadi tempat kuliah, tetapi juga sebagai laboratorium inovasi, Wamen Stella mengakui, bahwa tantangan utamanya adalah pada kesadaran dan inisiatif.

“Kalau kita ingin kampus menjadi pusat inovasi, maka harus ada dorongan nyata dari industri yang melihat nilai dari keterlibatan mereka. Pemadanan kurikulum hanya bisa efektif, jika industri benar-benar merasa butuh dan siap berkolaborasi dengan pendidikan tinggi,” ujar Wamen Stella.

Wamendiktisaintek juga menyampaikan, ia bersama Menteri Brian Yuliarto tengah mendorong adanya studi berbasis data.

“Untuk menunjukkan, bahwa investasi dalam riset dan pendidikan dapat memberikan dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkasnya. (Key)

Tinggalkan Balasan