Wartasentral.com, Jakarta – Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Rano Karno, memaparkan konsep pengembangan Jakarta Sinema sebagai arah kebijakan strategis ekonomi kreatif, dalam memperkuat daya saing kota global.
Paparan ini disampaikan Rano saat Policy Discussion – Jakarta Economic Forum (JEF) 2025, yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jakarta di Kempinski Grand Ballroom, Hotel Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat.
“Tadi sebetulnya saya minta izin, di luar konteks. Saya presentasi tentang cinema supaya audience tau, bahwa ekonomi kreatif yang namanya cinema itu potensinya luar biasa,” ujarnya, Rabu (12/10/2025).
Ia menyampaikan, secara ekonomi potensi perfilman di Indonesi ini sangat besar. Dijelaskannya, data 2024 lalu, jumlah penonton film di bioskop mencapai 122 juta orang dan 65 persen di antaranya atau sekitar 80 juta orang menonton film Indonesia.
Berkaca dari kesuksesan film Jumbo, tambahnya, yang ditonton hingga 11 juta orang di Indonesia dan akan ditayangkan di 40 negara lain, merupakan sebuah capaian.
Dicontohkannya, bila dalam pemutaran mendapat bagian Rp 21 ribu untuk setiap tiket, jumlah yang didapat secara ekonomi menurutnya sangat besar.
Karena itu, Rano mengaku sangat konsern terhadap pengembangan film dan telah mengirim tim untuk mempelajari pengembangan film comision di Busan, Korea Selatan. Sebagai kelanjutan, ia juga berencana mendorong pembentukan Jakarta film comision.
Belajar dari pengalaman Busan, Rano menjelaskan bagaimana industri film di sana telah tumbuh demikian pesat.
Ia mengakui, memang membutuhkan dana tidak sedikit, seperti Kota Busan setiap tahunnya mengalokasikan hingga Rp 9 triliun untuk industri kreatif.
Namun, investasi itu juga menurutnya akan membuahkan hasil yang sepadan, lantaran bisa mendapat keuntungan hingga enam kali lipat dari modal awal.
Pola pembiayaannya pun menurut Rano, tidak hanya melulu dari pemerintah, bisa saja nanti dilakukan kerjasama dengan pihak swasta untuk mendukung pendanaan.
“Festival di luar itu, banyak juga yang kerja sama dengan swasta. Produknya bisa mobil, bisa kamera, bisa film, bisa foto dan telepon seluler,” imbuhnya.
Selain industri perfilman, Rano juga menjelaskan arah pengembangan ekonomi kreatif ke depan untuk memperkuat sektor pariwisata dan MICE.
Sepanjang tahun ini juga telah diagendakan tujuh event bertaraf internasional, seperti Festival Bandeng Rawa Belong, Pasar Kreatif Ramadhan, Festival Beduk Indonesian Fashion Week, Jakarta Film Week, Jakarta Provoke dan Indonesia World Dance Festival.
Kepala BI Perwakilan Jakarta Iwan Setiawan menjelaskan, Policy Discussion – Jakarta Economic Forum (JEF) 2025 merupakan agenda rutin tahunan yang telah dilaksanakan selama tiga tahun belakangan.
“Kegiatan Policy Discussion pada tahun ini, mengangkat tema “Unlocking Tourism and Creative Economy Potential for Jakarta as a Global City,” ungkapnya.
Kegiatan ini juga sebagai tindak lanjut JEF Dialogue 2025, untuk memperkuat potensi pariwisata dan ekonomi kreatif Jakarta menuju kota global yang berdaya saing. Diharapkannya, diskusi ini akan memperkuat sesi dialog sebelumnya untuk dirumuskan dalam kebijakan.
“Kami juga mengadakan lomba karya tulis, yang diikuti lebih dari 400 karya dan pemenangnya 6 juara favorit serta 3 juara utama diumumkan tadi. Sedangkan puncak JEF, rencana digelar 26 Oktober nanti di Plaza Tenggara GBK,” kupasnya. (Ick)