Wartasentral.com, Jakarta – Transformasi digital saat ini telah berkembang menjadi pilar utama, dalam kerangka pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Proses digitalisasi tidak hanya memberikan kontribusi terhadap peningkatan efisiensi operasional di berbagai sektor, tetapi juga membuka peluang-peluang baru yang luas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkeadilan.
Sehingga, mampu menciptakan inklusivitas serta pemerataan kesejahteraan di seluruh lapisan masyarakat.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, ditugasi untuk meningkatkan digital economy. Jadi digital economy dipandang sebagai sebuah engine baru, dimana engine konvensional yang ada, seperti manufaktur, terus juga ada agrikultur dan lain-lain itu sudah berjalan.
“Namun yang cukup signifikan dan membantu adalah, digital economy sebagai engine baru,” ujar Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Ekonomi Digital Theodore Sutarto, yang hadir mewakili Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam acara ICT Workshop “Building a Trusted, Sustainable, and Inclusive Digital Ecosystem in Indonesia” yang merupakan bagian rangkaian US-ASEAN Business Council 2025 Indonesia Strategic di Jakarta, Rabu (2/7/2025).
Ekonomi digital Indonesia saat ini, tukasnya, terus mencatat pertumbuhan yang pesat, dimana proyeksi Gross Merchandise Value (GMV) mencapai sekitar USD360 miliar pada tahun 2030 dan berpotensi menempatkan Indonesia, sebagai pasar digital terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Berbagai langkah strategis telah dilakukan Pemerintah, untuk memperkuat fondasi transformasi digital nasional secara komprehensif.
Salah satu capaian strategis yang menonjol yaitu, peningkatan daya saing digital Indonesia, sebagaimana tercermin dalam World Digital Competitiveness Ranking 2024.
Dimana, Indonesia mencatat kenaikan signifikan sebanyak 13 peringkat dan menempati posisi ke-43 secara global. Tren positif serupa, juga terlihat dalam Global Innovation Index (GII), dimana Indonesia naik 7 peringkat ke posisi ke-54.
“Yang pasti untuk digital economy sendiri, ada 2 hal yang disampaikan. Mungkin kemarin sudah disampaikan juga oleh Pak Wamen Komdigi, bahwa yang pertama adalah infrastruktur,” tatarnya.
Kemudian, lanjut Theodore, human capital development atau sumber daya manusia. Ini 2 hal penting, yang akan perlu ditingkatkan dalam menunjang new engine of growth dari Indonesia, yaitu ekonomi digital.
Infrastruktur digital, imbuhnya, merupakan pondasi utama untuk mendukung keberhasilan transformasi digital nasional. Transformasi ini mencerminkan komitmen Pemerintah, dalam membangun ekosistem digital yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing tinggi.
Beberapa proyek telah berjalan yang menjadi fondasi penting dalam memperluas konektivitas digital, memperkuat ketahanan infrastruktur telekomunikasi, informasi dan komunikasi.
Serta memastikan pemerataan akses digital hingga pelosok negeri, seperti pembangunan pusat data nasional, ekspansi jaringan serat optik dan perluasan layanan 4G dan 5G, Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL), hingga Proyek Strategis Nasional Palapa Ring.
Untuk peningkatan infrastruktur digital, butuh banyak support. Pertama terkait dengan energi. Indonesia butuh investasi dari teman-teman luar, terutama dari USABC.
“Di sini mungkin mau invest gitu ya dipersilahkan, kita sangat mengundang. Dan kita, akan menciptakan iklim usahanya. Nah terkait dengan hal ini memang ada arahan dari Pak Menko kepada kami secara langsung, bahwa untuk pembangunan infrastruktur digital diarahkan ke KEK,” kata Asdep Theodore.
Dalam upaya menavigasi arah transformasi ekonomi digital di Indonesia secara komprehensif dan berkelanjutan, Pemerintah telah meluncurkan Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia 2030.
Sejalan dengan apa yang tercantum dalam buku putih pengembangan ekonomi digital, Indonesia juga sedang mempersiapkan diri untuk aksesi OECD dan penguatan transformasi digital secara regional.
Yakni melalui Digital Economy Framework Agreement (DEFA), yang diharapkan akan membuat ekosistem ekonomi digital menjadi kondusif dan menarik minat investor untuk berkontribusi pada pembagunan ekonomi Indonesia.
“Kami berharap diskusi hari ini bisa banyak memberi masukan, termasuk bagi kami, Pemerintah. Bisa membawa teman-teman pelaku usaha untuk melihat potensi Indonesia, sehingga bisa memberikan kontribusi langsung terhadap perekonomian Indonesia,” pungkas Theodore. (Cky)