Ragam  

SWI Aceh Tamiang Serukan Wartawan Jaga Marwah Jurnalistik di Tengah Revolusi Digital

SWI Aceh Tamiang Serukan Wartawan Jaga Marwah Jurnalistik di Tengah Revolusi Digital
Ketua DPD SWI Aceh Tamiang Hendriko Lubis (foto: inspub)
Bagikan:

Wartasentral.com, Aceh Tamiang — Dunia jurnalistik kini tengah menghadapi babak baru, seiring dengan kemajuan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Pada Momen Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025 yang diperingati tanggal 3 Mei, dimanfaatkan DPD Sekber Wartawan Indonesia (SWI) Aceh Tamiang dan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, untuk menyuarakan pentingnya kesiapan insan pers dalam menghadapi disrupsi digital yang kian nyata.

Ketua DPD SWI Aceh Tamiang Hendriko Lubis mengatakan, peringatan tahun ini menjadi pengingat kemajuan teknologi harus diimbangi dengan peningkatan kapasitas dan kesadaran etik di kalangan wartawan.

Apalagi, lanjutnya, tema global tahun ini adalah “Reporting in The Brave New World: The Impact of Artificial Intelligence on The Press and The Media”, yang secara langsung, menyorot hubungan antara AI dan media.

“AI sekarang sudah masuk ke ruang redaksi. Ada yang bantu transkrip, analisa data, bahkan tulis berita. Tapi jangan lupa, AI juga bisa jadi ancaman, seperti menyebar disinformasi, menggeser lapangan kerja, dan mengikis nilai-nilai jurnalistik yang manusiawi,” ujar Hendriko dalam pernyataannya, Sabtu (3/5/2025).

Ia juga mengingatkan media di daerah seperti Aceh Tamiang, tidak boleh hanya jadi penonton. Menurutnya, wartawan lokal perlu mengambil peran penting agar tetap relevan dan berdaya saing di era teknologi yang serba cepat.

“Pers daerah harus adaptif, melek digital, dan tetap pegang teguh kode etik. Kita tidak bisa hanya bergantung pada mesin. Investigasi, empati, dan kedalaman tulisan—itu cuma bisa dari manusia,” tambahnya.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Aceh Tamiang Irjen Pol (Purn) Drs Armia Pahmi M.H turut menyampaikan dukungannya.

Ia menegaskan pentingnya peran media lokal dalam menjaga semangat demokrasi dan menyuarakan kepentingan publik, terutama di tengah derasnya arus informasi yang tidak selalu bisa dipertanggungjawabkan.

“Wartawan Aceh Tamiang harus berada di garda depan, dalam menghadapi perubahan. Pemerintah kabupaten, tentu mendukung penuh kebebasan pers yang sehat dan bertanggung jawab,” tegasnya.

Menurutnya, kebebasan pers bukan sekadar milik wartawan, tapi juga milik masyarakat yang ingin tahu kebenaran.

Lantaran itu, ia berharap organisasi seperti SWI bisa menjadi jembatan antara media, pemerintah, dan masyarakat.

“Kami harap SWI makin solid, profesional, dan terus membangun kemitraan di semua sektor. Dengan pers yang sehat, daerah akan maju,” tandasnya.

Hendriko menekankan pentingnya sinergi antara pembangunan berkelanjutan dan literasi publik, sesuatu yang menurutnya bisa diwujudkan lewat pemberitaan yang kritis dan konstruktif.

Peringatan Hari Pers Sedunia ini, katanya, menjadi momentum reflektif bagi insan media di Aceh Tamiang untuk terus bergerak, berkembang, dan menjaga marwah jurnalistik di tengah revolusi digital.

“Dunia pers mungkin berubah, tapi komitmen pada kebenaran dan integritas tak boleh tergantikan, bahkan oleh teknologi secanggih apapun,” tutupnya. (Key)

Tinggalkan Balasan