Ekbis  

Stok Beras Melimpah Tapi Harga Naik, Legislator PKB Minta Pemerintah Stabilkan Harga

Stok Beras Melimpah Tapi Harga Naik, Legislator PKB Minta Pemerintah Stabilkan Harga
Anggota Komisi VI Fraksi PKB DPR RI Imas Aan Ubudiyah (foto: Ist)
Bagikan:

Wartasentral.com, Jakarta – Anggota Komisi VI DPR RI Imas Aan Ubudiyah mendesak pemerintah segera turun tangan mengendalikan harga beras di pasaran, untuk menjaga daya beli masyarakat. Pemerintah ia minta tidak bisa berdiam diri, membiarkan harga beras terus naik di tengah stok nasional yang melimpah.

” Beras adalah kebutuhan pokok rakyat, sehingga diperlukan langkah cepat, tepat, dan terukur untuk menstabilkan harga serta menyelidiki penyebab tingginya harga saat ini,” tegasnya, dalam keterangannya di Jakarta , Rabu (11/6/2025).

Kenaikan harga beras yang dimaksud, didasarkan dari data Badan Pusat Statistik (BPS), yaitu naik harga sebesar 2,37 persen secara tahunan (year-on-year) per Mei 2025.

Padahal, Perum Bulog mencatat cadangan beras pemerintah mencapai lebih dari 4 juta ton – angka tertinggi dalam 57 tahun terakhir menurut Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

“Bayangkan, stok melimpah tapi harga tetap naik. Ini menunjukkan adanya persoalan serius di rantai distribusi, atau tata niaga yang harus segera diurai,” kata Imas dengan heran .

Kenaikan signifikan juga tercatat di Jawa Timur, salah satu sentra produksi beras nasional. Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Pemprov Jatim per Minggu 8 Juni 2025.

Harga rata-rata beras medium di 38 kabupaten/kota mencapai Rp12.566/kg, sementara beras premium menyentuh Rp14.667/kg. Bahkan, di Sidoarjo, harga beras medium tembus Rp13.500/kg dan premium mencapai Rp16.250/kg.

Legislator Fraksi PKB ini pun menekankan, agar pemerintah memastikan kebutuhan dalam negeri terpenuhi secara optimal sebelum membuka keran ekspor.

“Dengan stok beras yang tinggi, seharusnya konsumsi dalam negeri bisa tercukupi terlebih dahulu. Jangan sampai stok berlimpah tapi masyarakat kesulitan membeli beras, karena harganya tidak terjangkau,” pungkasnya. (Berbua)

Tinggalkan Balasan