SEAMEO BIOTROP Gelar Regional Seminar & Training on Artificial Lake Batch 3

SEAMEO BIOTROP Gelar Regional Seminar & Training on Artificial Lake Batch 3
Seminar and Training on Artificial Lake Batch 3 yang bertajuk “Water and Land in Harmony: Approaches to Restoring Degraded Ecosystems” di Makassar, Sulawesi Selatan. (Foto: ist)
Bagikan:

Wartasentral.com, Makassar – SEAMEO Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP) merupakan lembaga regional yang memiliki mandat untuk penelitian, pelatihan, dan diseminasi informasi di bidang biologi tropika. SEAMEO BIOTROP berada di bawah struktur Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

Kerja sama dengan Universitas Hasanuddin dilakukan SEAMEO BIOTROP untuk menyelenggarakan Regional Seminar and Training on Artificial Lake Batch 3 yang bertajuk “Water and Land in Harmony: Approaches to Restoring Degraded Ecosystems” di Makassar, Sulawesi Selatan.

Dalam kesempatan ini, Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur SEAMEO BIOTROP Elis Rosdiawati, menyampaikan harapannya terhadap seminar dan pelatihan tersebut dapat meningkat kapasitas para pemangku kepentingan dalam mengintegrasikan pengelolaan air dan lahan, untuk pemulihan ekosistem yang terdegradasi, khususnya lahan gambut dan lahan basah.

“Seminar ini dapat menjadi forum global untuk ajang berbagi ilmu, teknologi, kebijakan, dan praktik baik dalam restorasi ekosistem berkelanjutan,” ucapnya.

Elis juga mengungkapkan bahwa tujuan dari seminar, meningkatkan pemahaman dan kapasitas peserta dalam menerapkan pendekatan terpadu pengelolaan air dan lahan, guna mendukung restorasi lahan gambut dan lahan basah secara berkelanjutan.

Kegiatan ini diikuti oleh 333 peserta daring dari Indonesia, Filipina, Brunei Darussalam, Thailand, dan India. Selain itu 43 peserta juga hadir secara luring di Auditorium LPPM Universitas Hasanuddin.

Rektor Universitas Hasanuddin, Jamaluddin Jompa, dalam pidato sambutannya menegaskan pentingnya keberlanjutan kolaborasi antara UNHAS dan SEAMEO BIOTROP dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Lebih lanjut, Kepala LPPM UNHAS, Nasrum Massi, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Menurutnya, untuk menggali pendekatan ilmiah yang terintegrasi dan berbasis masyarakat dalam pemulihan ekosistem, seluruh pemangku kepentingan harus bekerja sama.

Seminar ini diisi oleh beberapa narasumber turut berbagi pengetahuan, di antaranya Amirul Al-Ashraf Balakrishnan Bin Abdullah dari Malaysia yang juga anggota Dewan Gubernur SEAMEO BIOTROP, Syarifah Ab Rashid dari Universiti Sains Malaysia, Irdika Mansur dari IPB University, serta Risa Rosita dan Dewi Suryani dari SEAMEO BIOTROP. Dari Universitas Hasanuddin, hadir pula Siti Halimah Larekeng dan Retno Prayudyaningsih.

Sementara itu, Deputi Direktur Bidang Program SEAMEO BIOTROP, Doni Yusri yang juga menjadi narasumber dengan tema “National and Global Policies for Peatland and Wetland Restoration” mengatakan Indonesia mengalami penurunan lahan gambut yang signifikan, sehingga restorasi didorong melalui kebijakan nasional dan global seperti REDD+ dan Ramsar Convention.

Antusiasme peserta terlihat dari partisipasi aktif dalam sesi diskusi, yang turut memberikan komentar positif yakni salah satu peserta dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Anggun, menyampaikan bahwa seminar ini sangat membuka wawasan dan memperkaya pengetahuan, serta secara signifikan memperluas pemahaman tentang pengelolaan dan restorasi ekosistem yang berkelanjutan.

Selain seminar, program juga dilanjutkan dengan pelatihan teknis secara luring serta kunjungan lapangan ke kawasan Mangrove Lantebung. (Key)

Tinggalkan Balasan