Ekbis  

Provinsi NTT Kembali Inflasi 0,22 Persen Pada Bulan April

Provinsi NTT Kembali Inflasi 0,22 Persen Pada Bulan April
Agenda jumpa pers BPS, dipimpin Kepala BPS NTT, Matamira Kale. (Foto: iir)
Bagikan:

Wartasentral.com, Kupang – Secara month to month (m-t-m) pada bulan April 2025, Provinsi NTT kembali alami Inflasi capai 0,22 persen, setelah pada Maret 2025 Inflasi sebesar 1,24 persen.

“Pada Maret, kita alami Inflasi dan April ini kembali Inflasi,” tegas Kepala BPS Provinsi NTT Matamira Bangngu Kale ketika jumpa pers, di aula BPS NTT, Jumat (2/5/2025).

Ia membeberkan, berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi m-t-m ini, disebabkan kenaikan pada lima dari 11 kelompok komoditas pengeluaran yang diamati.

“Penyebab dominan inflasi m-t-m pada April 2025 adalah, kelompok peralatan pribadi dan jasa lainnya, itu sebesar 2,44 persen, dengan andil 0,15 persen, serta kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,35 persen andilnya 0,14 persen,” urainya.

Sedangkan yang menghambat Inflasi saat ini, lanjut Matamira Kale, adalah kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi 0,52 persen dan andilnya 0,03 persen, diikuti oleh kelompok transportasi mengalami deflasi 0,21 persen dan andilnya 0,03 persen.

“Untuk inflasi tahun kalender (YTD) pada April 2025 sebesar 1,56 persen, dan inflasi tahunan (YOY) sebesar 1,7 persen,” tegasnya.

Jika dilihat berdasarkan wilayah cakupan IHK, lanjutnya, pada April 2025 terjadi Inflasi m-t-m di Kabupaten ngada, Kabupaten TTS dan di Kota Kupang, sedangkan di Maumere dan waingapu terjadi deflasi.

“Wilayah yang mengalami inflasi tertinggi adalah Kabupaten Ngada sebesar 0,62 persen, diikuti oleh Kabupaten TTS 0,6 persen, sedangkan deflasi terdalam itu di Maumere,” paparnya.

Jika dilihat dari tren Inflasi m-t-m, aku Matamira Kale, terlihat hampir semua wilayah mengalami penurunan. jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2025.

“Komoditas yang mendorong dan menghambat Inflasi m-t-m pada April 2025, umumnya didominasi oleh kelompok komoditas makanan minuman dan tembakau,” ungkapnya.

Karena, tegasnya, kelompok komoditas ini sangat rentan terhadap perubahan, dan bergantung kepada banyak hal. Misalnya, pola permukaan, ketersediaan pasokan Distribusi, komiditas atau juga karena kondisi cuaca dan sebagainya.

“Pada April 2025 komoditas yang memberikan andil pendorong Inflasi tertinggi diantaranya adalah cabe raqit 0,31 persen. bawang merah 0,14 persen, emas perhiasan 0,14 persen, tomat 0,04 persen dan kopi bubuk 0,04 persen,” rincinya.

Kemudian komoditas yang menghambat Inflasi, lanjutnya lagi, diantaranya ikan kembung turun -0,17 persen, daging ayam ras -0,08 persen, sawi hijau -0,05 persen, tarif angkutan udara -0,03 persen, dan kangkung -0,03 persen.

“Sedangkan Komoditas pendorong Inflasi pada April secara dominan adalah, naiknya harga cabe rawit dan bawang merah di sebagian besar Wilayah. untuk komiditas yang mengabadi inflasi pada April 2025 ini, utamanya disebabkan bahan makanan dan juga tarif angkutan darat. (Berbua)

Tinggalkan Balasan