Wartasentral.com, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menghadiri acara peluncuran buku “Panggung Depan Panggung Belakang: Seuntai Kata dan Rupa Pramono Anung Wibowo (Bang Nung)” di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Buku ini ditulis oleh Wisnu Nugroho dan Chandra Gautama, yang mengungkap berbagai pemikiran yang telah membentuk perjalanan hidup Pramono.
Dalam sambutannya, Pramono menceritakan buku ini adalah refleksi mendalam tentang kehidupannya, terutama perannya saat ini sebagai Gubernur Jakarta.
Ia merasa, bahwa dirinya itu lebih banyak berada di “panggung belakang” selama 26 tahun berkarier di pemerintahan.
Maka, ungkapnya, kenapa ketika masuk ke Balai Kota, inilah yang betul-betul menjadi panggung depannya untuk pertama kali.
“Ini betul-betul menjadi panggung depan utama besar saya pertama kali, yang tidak pernah saya bayangkan selama ini. Karena terlalu sering di panggung belakang,” ujar Pramono.
Ia menyampaikan, buku ini merangkum beberapa nilai utama kehidupannya. Pertama yakni, peran keluarga dalam perjalanan hidupnya.
Pramono mengatakan, keluarga dan guru berperan penting dalam membentuk pandangan hidupnya. Ia kemudian menceritakan, perjalanan hidupnya yang dulunya sering berpindah-pindah tempat.
Selain itu, masa muda Pramono saat menjadi mahasiswa di Institut Teknologi Bandung (ITB) juga menjadi bagian penting dalam hidupnya. Di sana, ia belajar berorganisasi, solidaritas, dan keberanian menyuarakan pendapat.
Dalam buku ini, Pramono juga membagikan pengalamannya selama 25 tahun di pemerintahan. Ia pernah menjadi Sekretaris Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri, terpilih menjadi anggota DPR empat periode, pimpinan DPR, dan dua periode menjadi menteri.
Namun dalam kariernya di pemerintahan, Pramono menyebut jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta adalah yang paling berkesan.
“Kalau teman-teman sekalian tanya kepada saya, pada jabatan apa yang memberi kesan yang luar biasa? Saya menjawab seketika menjadi Gubernur ini. Karena, saya merasa sudah selesai dengan diri saya sendiri,” utaranya.
Sebagai Gubernur DKI Jakarta, Pramono ingin membawa warna berbeda dalam kepemimpinannya serta memberikan kebebasan bagi para ASN untuk berkreasi dan berinovasi.
Lebih lanjut, ia kemudian menceritakan kehidupan pribadinya sebagai orang tua. Ia juga mengungkapkan hubungan dekatnya dengan anak-anaknya di tengah kesibukannya berkarier di pemerintahan.
“Saya merasa bersyukur, dalam keluarga yang begitu dekat, begitu apa adanya,” ucapnya.
Terakhir, ia kemudian menceritakan mengenai keputusannya untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta. Pramono mengaku awalnya menolak, namun akhirnya menerima dan menjalaninya dengan sepenuh hati. Sebab baginya, hal utama dalam hidup adalah kepercayaan.
Ia pun mengungkapkan pesan ayahnya yang selama ini menjadi pegangan hidupnya, yakni agar menghindari korupsi.
“Saya, mengutip kata-kata dari bapak saya. Bapak saya guru, akhirnya menjadi kepala sekolah. Dan itu gak pernah lupa dalam hidup saya, Kamu jangan korupsi, kalau masih kurang, kerja keras’,” pungkasnya. (Key)