Ragam  

Perangi Praktik Korupsi, Bamsoet Dukung Prabowo Luncurkan Super apps GovTech

Perangi Praktik Korupsi, Bamsoet Dukung Prabowo Luncurkan Super apps GovTech
Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo.(foto : jim)
Bagikan:

Wartasentral.com, Jakarta – Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendukung rencana Presiden Prabowo Subianto, meluncurkan super apps Government Technology (GovTech).

Peluncuran itu dinilai, sebagai langkah revolusioner untuk memerangi praktik korupsi di lingkungan pemerintahan.

Bamsoet menyatakan, digitalisasi melalui GovTech akan menghadirkan mekanisme pengawasan yang lebih ketat dan mengurangi ruang manipulasi dalam pengadaan barang.

Sistem ini juga memastikan transparansi anggaran, melalui portal yang dapat diakses publik, meminimalkan praktik tender fiktif atau mark-up.

“Dengan memusatkan semua layanan dalam satu platform, peluang untuk penyelewengan sumber daya publik dapat diminimalkan. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pun, dapat dilakukan dengan lebih efektif,” kata Bamsoet di Jakarta, Rabu, (28/5/2025).

Menurutnya, GovTech dirancang untuk mengintegrasikan berbagai aplikasi yang saat ini, beroperasi secara mandiri. Sehingga, memungkinkan sinergi data dan proses yang lebih baik.

Legislator dari Fraksi Partai Golkar itu mengatakan, layanan digital pemerintah tersebar di lebih dari 2.700 aplikasi kementerian/lembaga, tanpa adanya konektivitas yang signifikan.

Hal itu, tekan Bamsoet, tidak hanya menimbulkan pemborosan sumber daya, tetapi juga menyuburkan praktik-praktik korupsi.

“Integrasi ini diestimasi menghemat anggaran hingga Rp100 triliun dalam beberapa tahun ke depan, khususnya dari pemotongan biaya operasional dan pencegahan korupsi,” bebernya.

Ia menekankan, salah satu aspek penting dari GovTech adalah kewajiban bagi setiap keluarga untuk memiliki rekening bank.

Kebijakan ini memastikan penyaluran bansos seperti BLT atau PKH, langsung ke penerima dan menghilangkan perantara yang kerap menjadi sumber kebocoran.

Data Dewan Ekonomi Nasional (DEN) mencatat, sistem ini mampu mengurangi kebocoran hingga 30 persen, sekaligus meningkatkan akurasi target penerima.

Namun, menurutnya, tantangan yang mungkin timbul saat implementasi GovTech, adalah kesenjangan literasi digital dan infrastruktur internet di daerah terpencil.

Untuk itu, urainya, langkah seperti pelatihan bagi aparat desa dan kolaborasi dengan start-up lokal bisa menjadi solusi.

“Selain itu, peningkatan daya saing digital Indonesia, dari peringkat 56 di tahun 2020 ke peringkat 43 di tahun 2024 menurut East Ventures Digital Competitiveness Index, menjadi modal kuat untuk percepatan implementasi GovTech,” kata Bamsoet.

Ia menegaskan, komitmen Presiden Prabowo untuk meluncurkan GovTech merupakan langkah strategis dan visioner, yang sejalan dengan perkembangan dunia digital saat ini.

Digitalisasi pemerintahan bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang menciptakan struktur pemerintahan yang lebih transparan, efisien, dan akuntabel.

“Dengan pendekatan ini, diharapkan pemerintah dapat lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat, meningkatkan kepercayaan publik, serta meminimalisir praktik korupsi yang merugikan negara,” katanya. (Berbua)

Tinggalkan Balasan