Pembangunan Dari Kemen PU Punya Manfaat Jangka Panjang Bagi Generasi Mendatang

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo bersama Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Muhammad Madyan (foto: ist)
Bagikan:

Wartasentral.com, Surabaya – Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-71 Universitas Airlangga (Unair), Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo hadir sebagai pembicara dalam Studium Generale bertema “Merajut Keadilan, Menyambung Harapan: Infrastruktur Merata untuk Seluruh Rakyat Indonesia”.

Kuliah umum yang berlangsung di Unair pada Jumat (14/11/2025) ini, dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, civitas akademika, dan para mahasiswa.

Dalam kuliah umum yang disampaikan, Menteri Dody memaparkan arah kebijakan pembangunan infrastruktur nasional yang berpijak pada Asta Cita menuju Indonesia Emas 2045.

Dengan arah kebijakan untuk menegakkan ideologi, memperkuat ketahanan pangan, energi dan air, serta mempercepat hilirisasi, membangun ekonomi digital dan hijau, untuk mewujudkan keadilan sosial dan lingkungan.

“Kementerian PU menerjemahkan arah besar ini dengan menghadirkan infrastruktur yang merata bagi rakyat, ramah lingkungan, dan menopang pemerataan antar-wilayah,” lontarnya.

Setiap jalan yang dibangun, terangnya, bukan sekadar jalur logistik, tetapi jalur pemerataan kesejahteraan. Setiap bendungan bukan hanya bangunan air, tetapi penyangga kedaulatan pangan dan energi.

“Itulah makna sesungguhnya dari pembangunan infrastruktur berkeadilan dan berkelanjutan,” ungkap Menteri Dody.

Ia menegaskan, setiap pembangunan yang dilakukan oleh Kementerian PU, baik di bidang sumber daya air, bina marga, cipta karya dan prasarana strategis dirancang untuk memastikan manfaat jangka panjang bagi generasi mendatang.

Infrastruktur juga bukan sekadar proyek fisik, tetapi alat negara untuk melindungi rakyat, memperkuat kemandirian bangsa, dan menegakkan keadilan sosial.

Seluruh pekerjaan ini, akunya, dijalankan dengan prinsip, “Lindungi dulu, sejahterakan kemudian.” Kementerian PU menegakkan prinsip itu dalam setiap langkah kerja.

“Mulai dari membangun irigasi yang menumbuhkan pangan, jalan yang membuka peluang, dan sekolah yang menanam harapan masa depan bangsa,” tegas Dody.

Ia menyampaikan, pembangunan infrastruktur tidak berhenti pada bangunan, tetapi berlanjut pada kepercayaan dan kolaborasi.

Dari semangat itu, Kementerian PU terus memperkuat kolaborasi hexahelix, yaitu sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, akademisi, komunitas, media, dan lembaga pertahanan nasional.

Katanya, Pemerintah menyiapkan arah, dunia usaha membawa inovasi, akademisi memberi dasar ilmiah, dan masyarakat memastikan manfaatnya nyata.

“Inilah good governance dalam pembangunan berkeadilan, keterbukaan, partisipasi, dan tanggung jawab bersama untuk menjaga keberlanjutan bangsa,” tambahnya.

Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Muhammad Madyan, berterima kasih atas kehadiran Menteri Dody dalam forum akademik tersebut.

Menurutnya, keterlibatan langsung pemangku kebijakan dalam ruang intelektual kampus menjadi bukti nyata, kuatnya hubungan antara dunia akademis dan sektor pembangunan nasional.

“Kehadiran Menteri PU menjadi bukti kolaborasi akademis dan sektor pembangunan nasional, yang sangat strategis,” imbuhnya

Melalui kolaborasi tersebut, Madyan harapkan tercipta ekosistem pembangunan yang berorientasi pada peningkatan kualitas SDM yang berintegritas dan siap menghadapi tantangan global dengan semangat inovasi..

Ia juga menekankan, bahwasannya pembangunan berkelanjutan harus menjadi prinsip dasar dalam setiap kebijakan.

“Pembangunan berkelanjutan adalah janji lintas generasi, untuk memastikan kemajuan yang kita capai hari ini tidak mengorbankan peran generasi mendatang,” tegasnya.

Melalui forum akademis ini, Kementerian PU dan Universitas Airlangga memperkuat komitmen bersama untuk menjalin kolaborasi dalam riset, pendidikan, inovasi pembangunan, serta dukungan terhadap pencapaian SDG’s.

Kementerian PU menilai perguruan tinggi memiliki peran penting sebagai mitra strategis, dalam mewujudkan Indonesia yang adil, berkelanjutan, dan berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045.(Key)

Tinggalkan Balasan