Ragam  

Pelajar Keracunan, Wakil Ketua DPRD NTT Minta Jangan Hentikan Program MBG

Pelajar Keracunan, Wakil Ketua DPRD NTT Minta Jangan Hentikan Program MBG
Wakil Ketua DPRD Provinsi NTT Fernando Soares (foto: iir)
Bagikan:

Wartasentral.com, Kupang – Pemberian Makanan Bergizi Gratis (MBG) bagi pelajar di Provinsi NTT, sudah sesuai dengan Petunjuk Teknis (Juknis) yang sudah ditetapkan oleh pusat.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua DPRD Provinsi NTT Fernando Soares, di ruang kerjanya, Senin (28/7/2025) usai menggelar rapat gabungan komisi dengan Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Balai Pengendalian Obat dan Makanan (BPOM) NTT dan Badan Gizi Nasional (BGN) NTT.

Menurutnya, BGN sudah mengawasi dengan baik, pelaksanaan mulai dari menerima bahan baku sampai dengan distribusi ke anak-anak di sekolah, itu terus diperhatikan dan diawasi secara ketat.

“Dari prosedur pengelolaan yang disampaikan BGN, semua sudah sesuai dengan juknis,” ungkap Fernando Soares.

Ia mengutarakan, dalam dengar pendapat tersebut, juga membahas terkait dengan masalah yang terjadi beberapa hari yang lalu, dimana ada siswa SMP 8 Kupang alami keracunan usai mengkonsumsi MBG di sekolah.

“Belum bisa kami simpulkan penyebab keracunan tersebut, karena BPOM sendiri belum mengeluarkan hasil pemeriksaan, dimana menurut mereka itu membutuhkan waktu,”jelasnya.

Begitu juga terkait dengan perkembangan laporannya, sambungnya, juga belum ada, sehingga semua hanya bisa menunggu hasil daripada BPOM.

“Kami juga menekankan kepada BGN, supaya tetap bekerja sesuai dengan juknis yang sudah ditentukan oleh pusat, karena program MBG sangat baik dan luar biasa,” tekan Fernando.

Ia mengakui, dalam RDP juga diketahu yang menjadi penanggung jawab dari pada dapur itu adalah BGN, sebagai kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yang bertanggung jawab langsung kepada pelaksanaan di dapur.

“Tidak ada pihak-pihak lain di luar BGN, yang melakukan kegiatan di dapur. Jadi tidak ada yang namanya vendor atau catering, dalam pengurusan MBG ini,” tegasnya.

Ia mengatakan, MBG ini program mulia dan sangat luar biasa, yang digagas Presiden Prabowo Subianto, mengingat dari tahun ke tahun selalu bicara soal stunting, sehingga program ini salah satu solusinya.

“Atasi masalah stunting, itu yang dilakukan adalah perbaikan gizi melalui MBG untuk menyelesaikan. Keyakinan Presiden dan keyakinan kami, menyelesaikan masalah gizi itu harus dengan perbaikan gizi,” paparnya.

Menurut Fernando, dari dulu pemerintah selalu mendengungkan harus melawan stunting. Tetapi, dalam penanganannya dulu dan sekarang berbeda.

“Yang dulu anggaran habis untuk perjalanan dinas, diskusi-diskusi sehingga intervensinya kecil. Tapi sekarang dibalik, kalau kita berbicara perbaikan gizi, langsung gizi anak-anak yang harus kita perbaiki melalui MBG,” utaranya.

Hal ini, tambahnya, menunjukan simpati kepada anak-anak dan orang tua yang anaknya mengalami masalah kesehatan.

“Satu nyawa itu sangat berharga, kita harus jaga sama-sama, semua stakeholder bukan hanya BGN, tapi pemerintah juga bertanggung jawab,” pintanya.

Untuk itu, Fernando berharap, masyarakat jangan khawatir, lantaram ada DPRD yang mengawasi dengan betul, dengan duduk bersama untuk menyelesaikan.

“Jadi bukan programnya yang kita stop, programnya luar biasa dan mulia. Mungkin satu atau dua orang tua tidak butuh, karena mampu memberikan anaknya makan. Tapu kenapa stuntng tetap tinggi di NTT, artinya kita butuh,” urainya.

Baginya, banyak anak-anak NTT mengalami masalah gizi, jadi butuh MBG. MBG bukan makanan beracun, tapi makanan yang sangat bergizi.

“Menu itu dilihat, ditentukan dan dihitung kadar gizinya, yang akan dibagikan kepada anak-anak,” tandasnya. (Berbua)

Tinggalkan Balasan