Ragam  

Menuju Kota Cerdas & Rendah Emisi, UPER Gandeng ISLI Gagas Kolaborasi Logistik Hijau Digital

Pembukaan Seminar Nasional ISLI 2025 oleh Rektor UPER Prof. Wawan. (Foto: alyz)
Bagikan:

Wartasentral.com, Jakarta – Di balik pesatnya layanan antar barang dan makanan di kota besar seperti Jakarta, tersimpan ancaman baru: lonjakan kendaraan logistik yang memperburuk kemacetan dan emisi karbon.

World Economic Forum (2024) memperkirakan, pada 2030 jumlah kendaraan distribusi di kawasan perkotaan akan melonjak hingga memicu peningkatan emisi karbon sebesar 13 persen. Tanpa inovasi logistik hijau, ambisi mewujudkan kota cerdas hanya akan menjadi slogan.

Kondisi inilah yang mendorong Program Studi Teknik Logistik Universitas Pertamina berkolaborasi dengan Institut Supply Chain dan Logistik Indonesia (ISLI), dalam menyelenggarakan Seminar Nasional ISLI 2025 bertema “Mewujudkan Kota Cerdas dan Berkelanjutan melalui Inovasi Logistik Perkotaan” pada 15–17 Oktober 2025 di Auditorium Universitas Pertamina, Jakarta.

Kegiatan ini menjadi wadah kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah untuk merumuskan solusi logistik perkotaan yang lebih efisien, adaptif, dan ramah lingkungan.

Ketua Umum ISLI Prof. Dr. Tomy Perdana, S.P., M.M., CPLM, CSCM, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam membangun ekosistem logistik nasional yang efisien dan tangguh.

“Kota besar seperti Jakarta membutuhkan model kolaborasi baru berbasis digitalisasi, di mana data distribusi dan fasilitas logistik dapat dikelola secara terintegrasi melalui satu sistem,” ujar Prof. Tomy dalam siaran pers UPER, Senin (27/10/2025).

Pemanfaatan teknologi ini memungkinkan proses distribusi menjadi lebih efisien, menekan biaya logistik, serta mengurangi kemacetan dan emisi karbon di wilayah perkotaan.

Gagasan tersebut sejalan dengan pandangan Prof. Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng., CSCP, CLTD, IPU, Guru Besar Bidang Transportation and Distribution Logistics dari ITS, yang menyoroti perlunya efisiensi pada sistem transit logistik perkotaan.

“Tantangan utama logistik perkotaan bukan hanya di biaya, tetapi di koordinasi antar pelaku yang masih terfragmentasi. Terlalu banyak titik pemberhentian, membuat proses distribusi tidak efisien,* jelas Prof. Ahmad.

Karena itu, konsep digital sharing seperti transit center sharing perlu diperluas agar penyedia dapat berbagi fasilitas. Moda transportasi juga harus adaptif terhadap aktivitas masyarakat, termasuk sektor informal.

Dari sisi transportasi publik, Maharaja Girsang, S.T., Kepala Divisi Sistem Teknologi Informasi PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), menilai sektor transportasi memiliki potensi besar dalam menekan emisi karbon dan meningkatkan efisiensi mobilitas masyarakat.

Senada dengan hal tersebut, Wardahnia, S.H., M.A., Kepala Unit Kemitraan Digital dan Ekosistem Jakarta Smart City, menekankan pentingnya integrasi digital lintas sektor untuk mendukung transportasi ramah lingkungan.

“Jakarta Smart City mengembangkan layanan publik yang terintegrasi dalam satu aplikasi digital, seperti JAKI. Ke depan, pengembangan transportasi listrik dan layanan pengisian daya juga akan diintegrasikan dalam ekosistem digital tersebut,” tutur Wardahnia.

Rektor Universitas Pertamina Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir, M.S., IPU. menegaskan bahwa seminar ini merupakan bagian dari komitmen kampus dalam mendukung transformasi logistik dan energi berkelanjutan.

“Universitas Pertamina berkomitmen menjadi kampus berorientasi keberlanjutan melalui implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ungkapnya.

Salah satu bentuknya ialah peminatan Logistik Energi Berkelanjutan, yang membekali mahasiswa dengan kemampuan mengintegrasikan efisiensi rantai pasok dan prinsip ramah lingkungan dalam sistem energi nasional.

“Kegiatan ini juga menjadi wadah strategis bagi dunia pendidikan dan industri, untuk melahirkan inovasi logistik perkotaan yang cerdas dan berkelanjutan,” ungkap Prof. Wawan.

Kegiatan ISLI 2025 terdiri atas dua rangkaian utama, yakni Seminar Nasional ISLI, yang dihadiri oleh mahasiswa, akademisi dari berbagai universitas nasional, serta para pelaku industri, dan ISLICamp, ajang kompetisi serta kolaborasi mahasiswa di bidang logistik.

ISLICamp diikuti oleh 50 peserta dari 12 universitas di seluruh Indonesia, yang menampilkan gagasan inovatif untuk mendukung pengembangan sistem logistik yang efisien dan berkelanjutan. (Key)

Tinggalkan Balasan