Komitmen Terhadap Pendidikan Inklusif, Telkom Luncurkan i-Chat 2.0

Komitmen Terhadap Pendidikan Inklusif, Telkom Luncurkan i-Chat 2.0
Peluncuran i-Chat 2.0 PT Telkom (foto: ist)
Bagikan:

Wartasentral.com, Yogyakarta – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) kembali menunjukkan komitmennya terhadap pendidikan inklusif, lewat peluncuran i-Chat 2.0 (I Can Hear and Talk).

Yaitu, sebuah platform digital pembelajaran bahasa isyarat, yang dirancang khusus untuk anak-anak penyandang disabilitas tuli dan disabilitas wicara.

Peluncuran ini dilakukan, dalam rangkaian pelatihan Indonesia Digital Learning (IDL) yang digelar di Yogyakarta dan dihadiri lebih dari 100 guru, dari berbagai Sekolah Luar Biasa (SLB) setempat.

Nama i-Chat merupakan singkatan dari “I Can Hear and Talk”, mencerminkan semangat inklusi bahwa anak-anak dengan hambatan pendengaran maupun bicara tetap memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, belajar, dan tumbuh dengan percaya diri.

Versi terbaru, i-Chat 2.0, merupakan pengembangan dari versi sebelumnya yang telah digunakan selama hampir 15 tahun. Kini berbasis website, i-Chat 2.0, Telkom hadir dengan akses yang lebih luas dan kemudahan penggunaan.

Platform ini dilengkapi berbagai fitur unggulan, mulai dari kamus kata yang dilengkapi video visual bahasa isyarat, fitur latihan menyusun kalimat mandiri, hingga forum diskusi yang memungkinkan interaksi antar pengguna.

Dengan pendekatan visual dan interaktif, i-Chat 2.0, membantu peserta didik dan guru SLB menyampaikan dan memahami materi pembelajaran dengan lebih mudah.

SGM Social Responsibility Telkom Hery Susanto menyatakan, elalui i-Chat 2.0, Telkom ingin memastikan transformasi digital berjalan berdampingan dengan nilai-nilai kemanusiaan

“Kami percaya, setiap anak termasuk mereka yang memiliki hambatan komunikasi, berhak mendapatkan akses pendidikan berkualitas,” ujarnya, Kamis (26/6/2025).

Ia mengatakan, ini adalah bagian dari komitmen Telkom, untuk mendukung pencapaian SDG 4 dan menciptakan masa depan yang lebih inklusif melalui teknologi yang bermakna.

Platform ini menjadi solusi atas tantangan komunikasi, tambahnya, yang kerap dihadapi anak-anak tuli dan disabilitas wicara dalam proses belajar.

Materi yang tersedia, urai Hery, telah mengadopsi Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI), yang secara luas digunakan dalam pendidikan formal di SLB.

“Namun ke depan, Telkom membuka peluang untuk integrasi Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO), bahasa alami yang digunakan oleh komunitas tuli di kehidupan sehari-hari,” tandasnya.

Selama kegiatan pelatihan, para guru SLB turut menjajal langsung fitur i-Chat 2.0, berbagi umpan balik, dan berdiskusi tentang integrasi platform ini ke dalam proses pembelajaran di sekolah.

Partisipasi aktif ini diharapkan, dapat memperkuat pemanfaatan teknologi dalam menciptakan ruang belajar yang semakin ramah dan setara bagi seluruh anak.

Peluncuran i-Chat 2.0 bukan hanya soal inovasi teknologi, melainkan langkah nyata Telkom dalam memperluas akses pendidikan yang adil bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang memiliki hambatan komunikasi

“Dengan platform ini, Telkom berharap anak-anak dengan disabilitas tuli dan wicara dapat lebih siap menghadapi tantangan komunikasi sekaligus meraih masa depan yang lebih cerah,” pungkasnya. (Key)

Tinggalkan Balasan