Wartasentral.com, Jakarta – Menyusul kabar yang menyatakan terjadi PHK massal di beberapa perusahaan smelter timah, Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto, meminta pemerintah segera merombak tata kelola dan tata niaga timah di Provinsi Babel, agar lebih adil dan benar-benar dapat mensejahterakan masyarakat.
“Saya menilai kondisi pengelolaan dan perniagaan timah di Babel saat ini sangat memprihatinkan, satu sisi perusahaan smelter kesulitan mendapat bahan baku, tapi disisi lain masyarakat tidak boleh menambang timah di lahan miliknya sendiri,” kata Mulyanto kepada para awak media, Senin (22/4/2024).
Berdasarkan aturan yang ada, terangnya, masyarakat dilarang melakukan penambangan bila tidak memiliki Izin Pertambangan Rakyat (IPR).
Ia mengutarakan, pada Rapat Kerja Komisi VII DPR RI, telah mengamanatkan kepada Plt Dirjen Minerba, untuk segera melakukan perubahan tata kelola dan tata niaga timah.
“Kami ingin proses pemberian IPR dipermudah dan dipersingkat, agar kegiatan penambangan timah yang selama ini dilakukan masyarakat secara turun-temurun ratusan tahun, menjadi legal. Selain itu, agar Pemerintah menjadi lebih mudah dalam melakukan pengawasan,” papar Wakil Ketua F-PKS DPR RI, bidang Industri dan Pembangunan ini.
Mulyanto mengaku prihatin, pengelolaan timah hingga saat ini masih belum tertata dengan baik.
“Akibatnya, potensi pendapatan negara dan masyarakat di wilayah yang kaya dengan timah ini tidak optimal,” bebernya.
Lantas ia berharap, Menteri ESDM dapat mengoptimalkan peran serta semua pihak, agar dapat memaksimalkan pengelolaan sumber daya alam tersebut.
“Pemerintah jangan hanya memanjakan pengusaha besar, namun juga harus memberi kesempatan bagi pengusaha kecil dan kelompok masyarakat,” imbau Anggota Baleg DPR RI ini.
Selain itu, tambah Legislator asal Dapil Banten 3 ini, pemerintah juga harus memperhatikan kepentingan pemerintah daerah yang berada di wilayah usaha penambangan tersebut berada.
Pemerintah pusat, urainya, harus mau berbagi kewenangan sekaligus pendapatan bagi pemerintah daerah.
Pemerintah daerah, imbuhnya, jangan hanya kebagian getahnya saja, sementara dagingnya dikuasai oleh pemerintah pusat.
“Komisi VII DPR, akan terus memantau revisi aturan tata niaga dan tata kelola timah ini hingga tuntas,” pungkasnya. (Rck)