Ragam  

Kobu Desak Pemerintah Anugerahi Inggit Garnasih Gelar Pahlawan Nasional

Kobu Desak Pemerintah Anugerahi Inggit Garnasih Gelar Pahlawan Nasional
Inggit Garnasih dan Soekarno (Ist/dok)
Bagikan:

Wartasentral.com, Jakarta– Nama Inggit Garnasih tidak ada dalam daftar usulan calon Pahlawan Nasional 2025, yang telah dipublikasikan oleh Kementerian Sosial(Kemensos) RI.

Padahal, Inggit sebetulnya sudah layak dan memenuhi persyaratan untuk ditetapkan menerima gelar pahlawan nasional. Hal tersebut, menjadi catatan tersendiri bagi Direktur Institut Marhaen Jakobus Kamarlo Mayong Padang .

Ia mengatakan, Inggit Garnasih sudah sangat memenuhi persyaratan untuk mendapat gelar pahlawan nasional tersebut.

“Sangat memenuhi, jauh lebih memenuhi dari pada yang, lain yang sudah dapat gelar pahlawan nasional,”tegas pria yang akrab disapa Kobu ini, di Jakarta, Jumat(2/5/2025).

Kobu yang juga seorang politikus senior di PDI P ini mempertanyakan sikap pemerintah yang tak kunjung memutuskan atau menetapkan Inggit Garnasih menerima gelar pahlawan nasional, pada hal namanya sudah bolak balik diusulkan sebagai pahlawan nasional dan sampai sekarang juga belum diakui.

“Ada kekeliruan, seolah Ibu Inggit hanya seorang perempuan dan istri dari Bung Karno atau Sukarno,” paparnya.

Padahal, menurutnya Ibu Inggit adalah seorang aktifis walaupun hanya di tingkat lokal , tetapi dia seorang perempuan aktifis.

Ia menyampaikan, Inggit Garnasih bukan hanya seorang istri Bung Karno, tetapi juga seorang perempuan pemikir, motivator, pekerja dan pejuang yang layak diceritakan serta ditokohkan.

Hanya disayangkan Kobu, banyak orang, bahkan di lingkungannya sendiri masyarakat Jawa Barat tidak terlalu perduli.

“Buktinya, kaum intelektualnya tidak ada yang ribut karena nama Inggit bolak balik diusulkan sebagai pahlawan nasional dan sampai sekarang belum diakui,”tekannya.

Justru menurut Kobu, almarhum Faisal Basri dalam buku karangan yang semasa hidupnya adalah seorang ekonom, menulis sangat emosional karena Inggit Garnasih tak kunjung dianugerahi sebagai pahlawan nasional.

Dalam buku Faisal Basri itu disebutkan bahwa tanpa Inggit Garnasih, Bung Karno sulit menjadikan dirinya sebagai tokoh pergerakan sentral.

Kobu begitu terkesan , buku karya Faisal Basri tentang kesederhanaan tokoh-tokoh bangsa itu , justru menempatkan Inggit Garnasih diurutan pertama.

Ia bukanlah sekedar istri Bung Karno, melainkan sosok yang berperan besar menopang Bung Karno sehingga bisa memainkan perannya sebagai penggerak gerakan kemerdekaan.

“Itu tidak bisa dibantah oleh siapapun. Seperti ditulis Seno Gumitra Ajidarma 1984 , seorang sastrawan Jawa Barat dan Deni Rachman 2020 dari komunitas Aleut Bandung, Inggit memiliki peran besar menjadi penopang utama Bung Karno,” imbuhnya.

Begitupula jika menyimak kisah yang dituangkan Ramadhan KH dalam buku Kuantar ke Pintu Gerbang, peran perempuan kelahiran Desa Kamasan Kec Banjaran Kab. Bandung itu luar biasa.

Sayangnya Kobu melanjutkan, peran besar Inggit Garnasih itu sangat bertolak belakang dengan perlakuan dari negara. Sebab hingga hari ini, perempuan yang tidak banyak tuntutan itu tak kunjung mendapat pengakuan sebagai pahlawan nasional.

Menurut Kobu, usulan Inggit Garnasih sebagai pahlawan nasional terakhir disampaikan pada tahun 2023 oleh aktivis GMNI Jawa Barat. Tetapi sampai hari ini belum ada jawaban.

Bahkan, sudah tiga kali Masyarakat Sejarahwan Indonesia Jawa Barat bersama Pemda Jawa Barat mengajukan pengusulan masing-masing pada 2009, 2012 dan 2023.

Menurut Kobu, hal ini sebuah ironi yang sulit ditemukan jawabannya. Padahal tenaganya, pikirannya terlebih ketulusannya untuk memerdekakan negeri ini tidak bisa dinilai dengan apa pun.

“Terlalu besar dan karena itu menjadi pertanyaan, kenapa ia diabaikan. Yang lebih menyedihkan lagi masyarakat Jawa Barat tidak bereaksi,” tukasnya.

Seakan pengabaian terhadap Inggit merupakan hal yang biasa saja. Padahal warga Jawa Barat harusnya berbangga memiliki perempuan sekelas Pantas Inggit Garnasih yang berjasa besar bagi kemerdekaan.

“Nyatanya tidak ada yang bersoal , kecuali hanya dengan menempuh jalur formal seadanya,”ucapnya lirih. (Berbua)

Tinggalkan Balasan