Ragam  

Kemenpar Gandeng SECO & SHL Hadirkan Program Adult Learning untuk Poltekpar

Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan Pemerintah Swiss melalui State Secretariat for Economic Affairs (SECO), Swisscontact, serta Schweizerische Hotelfachschule Luzern (SHL), menghadirkan program Adult Learning Program for Tourism Polytechnics, di lingkungan Politeknik Pariwisata, Lombok, (22/9/2025). (Foto: ist)
Bagikan:

Wartasentral.com, Jakarta – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bekerja sama dengan Pemerintah Swiss melalui State Secretariat for Economic Affairs (SECO), Swisscontact, serta Schweizerische Hotelfachschule Luzern (SHL), menghadirkan program Adult Learning Program for Tourism Polytechnics, sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di lingkungan Politeknik Pariwisata.

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar Martini Paham, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (11/10/2025), menyampaikan program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kompetensi dosen.

Tetapi, tambahnya, juga memperkuat kolaborasi internasional guna mendorong kualitas pendidikan vokasi pariwisata di Indonesia.

“Semoga program ini, dapat terus memberikan manfaat besar bagi pengembangan SDM di bidang pendidikan vokasi Politeknik Pariwisata,” ujar Martini.

Pelatihan ini dilaksanakan dalam dua fase. Fase pertama telah berlangsung pada 22–26 September 2025 di de Ballen Sultan Hotel Politeknik Pariwisata Lombok.

Fase ini menghadirkan fasilitator dari SHL, Christian Moro, yang merupakan pakar pelatihan pembelajaran orang dewasa. Fase kedua, akan diselenggarakan pada 10–14 November 2025 di Politeknik Pariwisata Makassar.

Kegiatan ini diikuti oleh 26 dosen dari enam Politeknik Pariwisata di lingkungan Kemenpar dan satu politeknik mitra, yaitu Politeknik Batam.

Adapun rincian peserta Poltekpar NHI Bandung (2 peserta), Poltekpar Bali (4 peserta), Poltekpar Makassar (5 peserta), Poltekpar Medan (4 peserta), Poltekpar Lombok (4 peserta), Poltekpar Palembang (4 peserta), dan Politeknik Batam (3 peserta).

Melalui program ini, peserta dibekali pemahaman mendalam mengenai prinsip-prinsip adult learning, strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, serta penerapan metode-metode inovatif dalam proses pengajaran.

Fasilitator, menggunakan pendekatan yang mengombinasikan teori dan praktik. Para peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk melakukan improvisasi dan diskusi materi, yang hasilnya kemudian dipresentasikan dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Martini berharap program ini dapat mengembangkan kompetensi peserta sebagai trainer, mencakup kemampuan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, serta peran sebagai lecturer, instructor, dan trainer.

Selain itu, peserta diharapkan mampu menguasai metode pembelajaran aktif dan reflektif, seperti penyusunan lesson plan dan penggunaan metode kreatif sesuai gaya belajar Doer, Discoverer, Thinker, dan Decider.

“Kami berharap melalui kegiatan ini, para pendidik di Politeknik Pariwisata dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran yang lebih adaptif, kreatif, dan sesuai dengan kebutuhan industri pariwisata yang terus berkembang,” kata Martini.

Secara keseluruhan, pelatihan ini berhasil memberikan pemahaman, pengalaman praktik, serta keterampilan pedagogis yang relevan, adaptif, dan bermakna bagi para dosen dalam mengimplementasikan pembelajaran orang dewasa di lingkungan pendidikan vokasi pariwisata. (Ick)

Tinggalkan Balasan