Ragam  

IPACS 2025, Bentuk Penghormatan Warisan & Kekayaan Budaya Indonesia Timur

Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon ketika mengunjungi stand-stand di IPACS 2025. (Foto: iir)
Bagikan:

Wartasentral.com, Kupang – Pameran Indonesia Pacific Cultural Synergy (IPACS) 2025, digelar sebagai bentuk penghormatan, dan perayaan warisan budaya yang berakar di tanah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Demikian disampaikan Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon, saat membuka pameran IPACS 2025, di lapangan Hotel Harper Kupang, Selasa (11/11/2025).

“Pameran ini juga mencerminkan komitmen Indonesia yang lebih luas, untuk memajukan kebudayaan sebagai kekuatan penting bagi kerja sama regional, yang menghubungkan masyarakat di seluruh Nusantara dan Samudra Pasifik,” ungkapnya.

Ia mengutarakan, pameran IPACS 2025 dapat menjadi wujud ekspresi persatuan lintas negara. Kawasan Pasifik memiliki ragam ekspresi budaya beragam, seperti kekayaan maritim yang berasal dari nenek moyang serumpun.

“Apa yang kita saksikan hari ini, adalah sinergi dalam bentuk yang nyata, di mana para seniman, praktisi budaya, dan komunitas dari seluruh Nusantara dan Pasifik bersatu,” tegasnya.

Semua disatukan oleh satu visi, jelas Fadli Zon, yaitu memajukan budaya sebagai kekuatan vital, dalam jalinan peradaban dunia. Pameran ini dengan bangga, menampilkan kekayaan budaya Indonesia Timur yang semarak.

“Kami, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia merasa terhormat mempersembahkan stan kami, The Listening Thread, sebuah ruang di mana beragam narasi budaya saling bertautan, merangkai kisah dan identitas melalui beragam koleksi,” jelasnya.

Ia berharap, pameran ini bisa memberikan gambaran, terutama kepada saudara-saudara dari Pasifik, tentang kekayaan budaya Indonesia yang merupakan lmegadiversity.

Pameran Kebudayaan Indonesia di Kawasan Timur ini menyuguhkan keragaman budaya NTT, dan berbagai daerah seperti Papua dan Maluku, dengan anjungan-anjungan kerajinan tradisional, tekstil tradisional, produk kuliner, UMKM, hingga ekspresi budaya lainnya. Pameran terbuka untuk umum, pada tanggal 11-13 November 2025, pukul 10.00—19.00 WITA.

Sejumlah ekspresi kultural turut menyemarakkan suasana, di antaranya tari Orsa Modao dari Papua Tengah sebagai simbol harmoni dan kebersamaan, tari Maekat dari Timor Tengah Selatan, hingga musik sasando yang mengalunkan lagu tradisional dan pop Indonesia. (Berb)

Tinggalkan Balasan