Wartasentral.com, Jakarta – Dewan Etik Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), sempat turun tangan mendalami polemik perbedaan hasil survei calon kepala daerah (cakada) dari dua lembaga.
Perbedaan hasil survei tersebut, terjadi di Pilgub Jakarta dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dua lembaga yang dimaksud adalah Indikator Politik Indonesia dan Voxpol Center.
Namun, alih-alih membuka data, Voxpol memilih mundur dari keanggotaan Persepi sebelum menjelaskan soal data survei mereka.
“Sebetulnya kami sudah merencanakan pemeriksaan dan klarifikasi Indikator sama Voxpol di NTT, tapi surat belum ditandatangani, Voxpol sudah mundur,” kata Anggota Dewan Pakar Persepi Hamdi Muluk, di Jakarta, Jumat (8/11/2024).
Sementara itu, Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago membenarkan, jika lembaganya menyatakan mundur dari Persepi. Namun, Pangi tidak menjelaskan alasan Voxpol keluar.
Sedangkan Founder sekaligus Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, menyatakan lembaganya siap buka-bukaan terkait survei Pilgub NTT.
“Sebagai anggota Persepi, kita terikat kode etik. Karenanya, kami siap buka-bukaan data, juga diperiksa oleh Dewan Etik Persepi,” ujar Burhanuddin di sela-sela rilis survei Pilkada Kabupaten Majalengka secara virtual, Kamis (7/11/2024).
Sebagai informasi, dalam survei Indikator terkait kontestasi Pilgub NTT pada periode awal Oktober 2024, elektabilitas pasangan Ansy Lema dan Jane Natalia berada di angka 36,6 persen.
Menyusul Melki Laka Lena dan Johni Asadoma (27,4 persen), lalu Simon Petrus dan Adrianus Garu (23,9 persen).
Sementara hasil survei Voxpol, ada perbedaan. Ini karena elektabilitas tertinggi diperoleh Melki-Asadoma dengan 37,6 persen, menyusul Ansy-Jane 34,8 persen, lalu Simon-Andreas 19,8 persen. (Key)