Dukung Inovasi Ketahanan Pangan & Gizi, UNEJ Gelar Tegalboto Memanggil 3

Acara Tegalboto Memanggil 3 UNEJ (foto: meneol)
Bagikan:

Wartasentral.com, Jember – Universitas Jember (UNEJ), kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung inovasi di bidang ketahanan pangan dan gizi, melalui acara Tegalboto Memanggil 3, di Gedung Auditorium UNEJ, Rabu (16/10/2024).

Kegiatan itu, mengusung tema “Inovasi Teknologi Beras Fortifikasi untuk Ketahanan Pangan dan Gizi Menuju Indonesia Emas 2045”.

UNEJ menggelar seminar serta workshop tentang fortifikasi pangan, sebagai langkah strategis meningkatkan kualitas gizi masyarakat dan mendukung upaya nasional, dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045.

Rektor UNEJ Dr. Ir. Iwan Taruna, M.Eng IPM menyatakan, tema yang diangkat dalam acara itu, sangat relevan dengan kondisi dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.

“Mengingat bangsa kita ini sangat luar biasa, dalam upaya menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan kualitas gizi masyarakat, inovasi seperti fortifikasi beras, menjadi langkah penting,” ungkapnya.

Hal itu, jelasnya, bertujuan untuk mencegah stunting dan mengurangi angka kejadian stunting di Indonesia, sebagai bagian dari upaya UNEJ, untuk mencapai Indonesia Emas 2045.

Iwan menambahkan, ketahanan pangan dan peningkatan kualitas gizi masyarakat, adalah pilar utama yang harus terus diperkuat untuk mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045.

“Bangsa kita dalam menjalankan visi besar ini, sangat bergantung pada inovasi teknologi, termasuk fortifikasi pangan yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan ketahanan pangan dan kualitas gizi masyarakat,” jabarnya.

Lantaran itu, tukasnya, inovasi seperti itu harus terus didukung dan dikembangkan secara berkelanjutan.

Iwan lantas mengajak seluruh pihak, baik dari kalangan akademisi, pemerintah, industri, maupun masyarakat umum, untuk berkolaborasi.

Dalam mengembangkan dan menerapkan inovasi teknologi pangan, demi mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia.

“Mari bersama-sama kita wujudkan, Indonesia yang sehat dan sejahtera melalui inovasi teknologi pangan. Dengan kolaborasi yang kuat, kita bisa mencapai tujuan besar kita bersama, yaitu Indonesia Emas 2045,” utasnya.

Sementara itu, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UNEJ Prof. Yuli Witono menyampaikan, seminar dan workshop tersebut, hasil kerja sama UNEJ dengan panitia Tegalboto Memanggil 3.

Serta beberapa mitra strategis, salah satunya Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Kolaborasi tersebut, menunjukkan sinergi yang kuat antara lembaga akademik, pemerintah, dan pihak terkait, dalam mengembangkan inovasi untuk ketahanan pangan dan gizi masyarakat.

“Dengan terselenggaranya Tegalboto Memanggil 3 ini, UNEJ semakin menunjukkan perannya sebagai institusi pendidikan, yang aktif dalam pengembangan inovasi untuk kemajuan bangsa,” bebernya.

Khususnya, tekan Prof. Yuli, dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan dan gizi.

Acara itu, ia harapkan menjadi langkah awal untuk terciptanya kerja sama yang lebih besar dan berdampak luas.

“Dalam mencapai kemandirian pangan dan kualitas hidup yang lebih baik, bagi seluruh masyarakat Indonesia,” tandasnya.

Ahli Gizi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian UNEJ Profesor Tejasari, sebagai salah satu pemateri membahas mengenai konsep dan pentingnya fortifikasi pangan.

Ia menjelaskan, fortifikasi pangan adalah proses penambahan zat gizi tertentu, ke dalam bahan pangan untuk meningkatkan kualitas gizi dan mutu pangan tersebut, yang berdampak positif pada kesehatan masyarakat.

“Fortifikasi pangan merupakan penambahan zat gizi tertentu, yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pangan, sehingga dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan,” tatarnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh produk pangan yang di fortifikasi.

“Produk fortifikasi, haruslah produk yang sering dikonsumsi secara teratur oleh masyarakat,” tekannya.

Produk tersebut, paparnya, juga harus diproduksi dan diolah oleh produsen yang ditunjuk, agar fortifikasi yang dilakukan dapat diawasi dengan baik.

Selain itu, teknologi fortifikasi yang digunakan harus tersedia dan memastikan produk yang di fortifikasi tidak mengalami perubahan warna, rasa, serta tidak mengandung zat berlebihan yang dapat membahayakan kesehatan.

“Hal penting lainnya adalah, harga produk yang sudah di fortifikasi harus tetap terjangkau bagi masyarakat,” imbuhnya.

Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) Yusra Egayanti, SSi, Apt, MP, juga hadir sebagai pembicara, membahas pentingnya standardisasi dan regulasi dalam proses fortifikasi pangan.

Hal itu, untuk memastikan produk yang dikonsumsi masyarakat aman dan bermanfaat secara maksimal.

Penting sekali, urainya, untuk memastikan setiap produk pangan yang di fortifikasi, memenuhi standar keamanan dan mutu yang telah ditetapkan.

“Kami di Bapanas, bekerja keras untuk merumuskan standar tersebut, agar masyarakat dapat menikmati pangan fortifikasi yang tidak hanya menyehatkan tetapi juga aman dan berkualitas,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi upaya UNEJ dan Keluarga Alumni Universitas Jember (KAUJE), dalam menginisiasi acara tersebut, sebagai bentuk nyata kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.

Kolaborasi antara universitas dan pemerintah seperti ini sangat penting, karena akademisi memiliki peran besar dalam menciptakan inovasi yang berkelanjutan, untuk mendukung program-program nasional.

“Fortifikasi pangan, khususnya beras, merupakan salah satu langkah strategis dalam upaya mencapai ketahanan pangan dan gizi, menuju Indonesia Emas 2045,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Wahyu Samio Widodo, Koordinator Tegalboto Memanggil mengungkapkan, acara itu tidak hanya diisi dengan seminar, tetapi juga workshop yang memberikan kesempatan bagi para peserta untuk mempelajari lebih dalam tentang teknologi dan proses fortifikasi pangan.

Workshop dipandu tim ahli dari Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian UNEJ dan mitra industri yang memiliki pengalaman dalam pengembangan produk fortifikasi.

Peserta diajak memahami secara praktis bagaimana proses fortifikasi dilakukan, mulai dari pemilihan bahan baku, penambahan zat gizi, hingga proses pengolahan yang tepat untuk menghasilkan produk pangan yang berkualitas.

“Melalui kegiatan Tegalboto Memanggil 3, kami berharap dapat menginspirasi mahasiswa, alumni, dan masyarakat luas untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam peningkatan kualitas gizi dan ketahanan pangan di Indonesia,” harapnya.

Acara itu, juga menjadi ajang bagi para mahasiswa, untuk belajar dan memahami peran penting inovasi teknologi dalam mencapai ketahanan pangan.

“Serta, bagaimana mereka bisa terlibat secara aktif dalam program-program pengembangan tersebut,” kilasnya.

Ke depan, Universitas Jember dan Keluarga Alumni Universitas Jember (KAUJE), berencana untuk terus menggelar acara serupa dengan tema-tema yang relevan dan strategis bagi pembangunan bangsa.

Hal tersebut, sejalan dengan visi UNEJ untuk menjadi perguruan tinggi yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik.

“Tetapi juga berperan aktif dalam menciptakan solusi nyata, bagi permasalahan yang dihadapi masyarakat, khususnya dalam bidang ketahanan pangan dan gizi,” tutupnya. (Meneol)

Tinggalkan Balasan