Ekbis  

Dewan Komisioner OJK Prediksi Tensi Perang Dagang Akan Meningkat

Dewan Komisioner OJK Prediksi Tensi Perang Dagang Akan Meningkat
Dewan Komisioner OJK
Bagikan:

Wartasentral.com, Jakarta – Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil, di tengah meningkatnya risiko geopolitik dan perbaikan aktivitas perekonomian global.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, kemenangan Presiden terpilih Donald Trump dan Partai Republik di Amerika Serikat, diperkirakan akan meningkatkan tensi perang dagang.

“Selain itu, ketidakstabilan geopolitik di beberapa negara terutama di Asia dan Eropa, serta Timur Tengah dan secara khusus di Ukraina, juga meningkatkan risiko geopolitik itu sendiri,” paparnya, dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Bulan November 2024, di Jakarta, Jumat (13/12/2024).

Di tengah perkembangan itu, kinerja perekonomian global secara umum masih lebih baik daripada ekspektasi di mayoritas negara-negara utama.

Yang ditandai dengan, indikator pasar tenaga kerja dan permintaan domestik Amerika Serikat kembali menguat.

Kinerja sektor produksi Tiongkok, urainya, kembali meningkat meskipun tekanan terhadap demand berlanjut, serta indikator ekonomi Eropa juga cenderung membaik.

Perkembangan itu, kata Mahendra, mendorong bank sentral global diperkirakan akan lebih berhati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneternya. Sehingga, ekspektasi terminal rate suku bunga kebijakan meningkat.

“Investor cenderung menarik dananya dari emerging market, sehingga mendorong pelemahan mayoritas pasar emerging market baik di saham, obligasi maupun nilai tukar,” tegasnya.

Dari sisi domestik, ia menilai kinerja perekonomian masih terjaga stabil, dengan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2024 tercatat sebesar 4,95 persen.

Pertumbuhan kumulatif, ujarnya, dari triwulan I sampai dengan triwulan III tahun 2024 sebesar 5,03 persen.

“Sehingga, pertumbuhan keseluruhan tahun 2024 dapat dipertahankan di atas lima persen,” ulasnya.

Mahendra mengutarakan, Neraca pembayaran Indonesia pada triwulan III-2024, tercatat surplus yang mengindikasikan pertahanan eksternal tetap terjaga.

“Inflasi juga terpantau terjaga stabil, seiring terus terkendalinya inflasi pangan,” tukasnya.

Namun, Mahendra menuturkan tetap perlu dicermati perkembangan PMI manufaktur, yang berada di zona kontraksi.

Serta, tekannya, berlanjutnya pelemahan indikator permintaan seperti penjualan retail, kendaraan bermotor, dan indeks kepercayaan konsumen.

Ia menyebut, ditengah masih tingginya ketegangan geopolitik, serta potensi dampak rencana proteksionisme perdagangan yang akan dijalankan pemerintahan Trump, OJK terus mencermati perkembangan terkini dan dampaknya terhadap sektor jasa keuangan domestik.

“OJK juga akan melakukan forward-looking assessment, atas kinerja sektor jasa keuangan,” ungkapnya.

Lembaga jasa keuangan, ia harapkan terus mewaspadai potensi risiko ke depan dan memiliki langkah mitigasi risiko yang memadai.

“Selain itu, OJK memperkuat komitmen untuk terus menjalin dan memperkuat kerjasama bilateral, khususnya koordinasi pengawasan di sektor jasa keuangan,” pungkasnya. (Fajem)

Tinggalkan Balasan