Wartasentral.com, Kepulauan Seribu – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Seribu bersama Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) setempat, menggelar aksi konservasi pesisir dengan menanam lebih dari 2.000 bibit mangrove, di Pantai Bintang, Pulau Pari, Kepulauan Seribu Selatan.
Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya mitigasi bencana abrasi, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan pesisir Jakarta.
Bupati Kepulauan Seribu Muhammad Fadjar Churniawan mengatakan, penanaman mangrove tersebut bukan sekadar kegiatan seremonial.
Melainkan, imbuhnya, harus disertai dengan perawatan agar bibit yang ditanam dapat tumbuh dan hidup secara berkelanjutan.
“Jangan hanya sekadar ditanam. Setelah ditanam, harus dirawat dan dipastikan hidup. Mangrove ini sangat bermanfaat untuk menahan abrasi pantai, khususnya di Pulau Pari yang kerap diisukan mengalami abrasi,” paparnya, Selasa (23/12/2025).
Fadjar menambahkan, selain penanaman mangrove, Pemkab Kepulauan Seribu juga menggalakkan penanaman pohon sukun, serta berbagai jenis sayuran guna menjaga ketahanan pangan di wilayah kepulauan.
Menurutnya, pohon sukun merupakan tanaman endemik yang buahnya bermanfaat bagi masyarakat maupun wisatawan.
“Saya mengucapkan terima kasih, kepada seluruh pihak yang terlibat. Jaga terus apa yang kita tanam hari ini,” ajaknya.
Ia berharap, gerakan menanam ini dimasifkan oleh seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan masyarakat. “Kelestarian Kepulauan Seribu, merupakan tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas SDA Kepulauan Seribu Mustajab menjelaskan, tiga fungsi utama mangrove bagi wilayah kepulauan.
Yakni menjaga kualitas udara, mitigasi bencana seperti abrasi dan banjir rob, serta memiliki potensi ekonomi.
“Batang mangrove yang sudah tidak produktif, dapat dimanfaatkan menjadi arang yang memiliki nilai ekonomi. Ke depan, gerakan ini akan terus kami gencarkan bersama seluruh lintas sektor,” ucapnya.
Ia menuturkan, mangrove berperan sebagai tanggul alami atau bentuk naturalisasi untuk mencegah abrasi pantai.
Untuk itu, sambungnya, gerakan ini dapat menjadi budaya kolektif masyarakat Kepulauan Seribu dalam melindungi wilayahnya dari ancaman kerusakan lingkungan.
“Mitigasi, tidak harus dilakukan dengan betonisasi. Mangrove juga dapat menjadi benteng alami, meskipun membutuhkan waktu untuk tumbuh secara optimal. Semoga upaya ini bermanfaat di masa mendatang,” bebernya.
Sementara itu, Ketua RW 04, Kelurahan Pulau Pari, Arief Irwansah Arief menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada jajaran Pemkab Kepulauan Seribu serta seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Sebab, kondisi ekosistem pesisir Pulau Pari saat ini menjadi perhatian banyak pihak.
“Melalui penanaman mangrove ini, saya berharap kondisi ekosistem pesisir dapat semakin membaik. Terima kasih kepada pemerintah daerah dan seluruh lintas sektor yang telah berkontribusi,” tukasnya.
Arief mengatakan, wilayah yang menjadi perhatian utama berada di RT 04, khususnya kawasan Pantai Kresek dan Pantai Bintang, karena terjadi abrasi akibat merupakan dataran rendah dan kerap terendam air pasang.
“Pantai Bintang sangat membutuhkan perhatian, karena abrasi cukup parah. Selain penanaman mangrove, kami juga berharap adanya pembangunan tanggul sebagai langkah perlindungan kawasan pesisir,” tutupnya. (ick)






