Wartasentral.com, Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan mahasiswa berperan strategis menentukan nasib bonus demografi, sekaligus penentu wajah Indonesia Emas 2045.
Dalam ‘Annual Recht Event’ yang diadakan Fakultas Hukum Universitas Sahid di Kampus Soepomo, Jakarta, Senin (15/12/2025), KPK menilai membangun budaya antikorupsi sejak bangku kuliah, merupakan investasi jangka panjang yang mutlak.
Pada kegiatan bertajuk ‘Pemuda Bicara Integritas: Membangun Indonesia Tanpa Korupsi’, KPK mengajak generasi muda menjadikan kejujuran dan integritas, sebagai pijakan utama kehidupan akademik maupun sosial.
Wakil Ketua KPK Ibnu Basuki Widodo mengatakan kampus berperan strategis membentuk karakter, moral, dan integritas generasi muda, serta menjadi bagian penting strategi pencegahan korupsi berkelanjutan.
“Melalui pendidikan, mahasiswa berperan dalam upaya pemberantasan korupsi,” ungkapnya di hadapan puluhan mahasiswa yang tergabung dari berbagai strata rumpun ilmu hukum.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, sekitar 64,22 juta jiwa merupakan pemuda, sehingga peran kampus menjadi krusial.
Lebih lanjut, angka tersebut terus meningkat seiring Indonesia akan memasuki bonus demografi di periode 2030-2045.
Senada, Rektor Universitas Sahid Giyatmi mengatakan, kampus tidak sekadar mencetak lulusan yang unggul secara akademik, tapi membentuk calon penerus bangsa berkarakter dan berintegritas. “Kampus harus menjadi ruang membangun kejujuran,” tegasnya.
Ia turut mengapresiasi kehadiran aparat penegak hukum dalam kegiatan ini, yang dinilai sebagai kolaborasi nyata lintas lembaga, dalam mewujudkan Indonesia Bebas Korupsi pada 2045. Rangkaian kegiatan ditutup dengan gelar wicara yang mengkolaborasikan lintas aparat penegak hukum.
Aparat penegak hukum tersebut, terdiri atas Direktorat Jejaring Pendidikan KPK, Kejaksaan, Mahkamah Agung (MA), hingga Kepolisian guna membahas dinamika penegakan hukum dan berbagi solusi bersama, memperkuat pemberantasan korupsi di Indonesia.
Melalui kegiatan ini, KPK berharap kampus sebagai pusat peradaban dan moralitas, terus menjadi garis depan penanaman nilai-nilai antikorupsi.
Dengan demikian, pemuda Indonesia mampu bertransformasi dari bonus demografi menjadi bonus integritas, serta melahirkan para pemimpin jujur, berkarakter kuat, dan mampu mewujudkan negeri bebas korupsi. (Key)






