Wartasentral.com, Depok – Wakil Ketua Panitia Khusus (Pansus) Raperda Pengelolaan Persampahan DPRD Kota Depok Ade Firmansyah, melakukan kunjungan lapangan ke UPS 17 yang berada di Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Depok, Sabtu (26/4/2025).
Kunjungan yang dilakukan politisi handal PKS Depok itu adalah, sebagai upaya mendengar secara langsung permasalahan yang dihadapi Unit Pengelolaan Sampah (UPS).
Ia memaparkan, UPS tersebut merupakan UPS yang punya kapasitas tampung terbesar. Dengan daya tampung seberat 1 ton perhari, para petugas UPS 17 Tapos setiap harinya mengolah sampah menjadi kompos atau pupuk organik.
“UPS ini menampung 2 RW di Cilangkap, serta beberapa RW di Cilodong. Sampah disini murni, berasal dari sampah rumah tangga dan dikelola menjadi pupuk organik,” terang Ade Firmansyah.
Namun tandasnya, proses tersebut menemui hambatan lantaran armada yang dimiliki tidak sesuai dengan kebutuhan. Saat ini, UPS 17 hanya mampu mengangkut sampah per tiga hari sekali.
“Hal itu disebabkan, kurangnya armada pengangkut sampah. Saat ini, UPS 17 harus berbagi armada angkutan sampah dengan wilayah pengelola lainnya,” bebernya.
Ade mengemukakan, minimnya armada pengangkut sampah di lokasi tersebut, menyebabkan keluhan dari banyak pihak, terutama masyarakat sekitar.
Sebagai Anggota DPRD Depok, ia menyebut telah mendengar dan mendapat gambaran faktual secara langsung, dari para kader bank sampah atas kunjungan tersebut.
“Kunjungan ini bukan sekedar seremoni, tapi bagian dari komitmen kami untuk menghadirkan solusi konkret. Saya sudah catat, kebutuhan akan gerobak motor sampah dan truk pengangkut, harus segera ditindaklanjuti agar pengelolaan di UPS 17 bisa berjalan ideal,” tegas Ade.
Penanggung jawab UPS 17 Tapos Arifin mengatakan, banyak yang mengeluhkan, penumpukan sampah menyebabkan bau yang menyengat.
“Pembusukan sampah akibat penumpukan volume jadi lebih cepat, serta menurunnya efisiensi proses komposing,” ungkapnya.
Ia menyampaikan, UPS 17 telah berupaya maksimal mengatasi permasalahan sampah. Namun, dengan minimnya armada pengangkut usahanya tentu sia-sia.
“Tanpa armada tambahan, sudah dipastikan pengelolaan sampah tidak bisa dilakukan secara maksimal. Sampah organik itu, tidak bisa dibiarkan terlalu lama,” tutup Arifin. (Cky)