Survei Indikator, 50,2 Persen Tidak Ingin Imam Jadi Walikota Depok Selanjutnya

Hasil Survei Indikator Politik Indonesia (foto: IPI)
Bagikan:

Wartasentral.com, Depok – Hasil survei terbaru Lembaga Indikator Politik Indonesia, menunjukkan 50,2 persen tidak menginginkan Imam Budi Hartono menjadi Walikota Depok selanjutnya.

Angka tersebut, muncul dalam pertanyaan survei Apakah Ibu/Bapak menginginkan Imam Budi Hartono menjadi Walikota Depok periode selanjutnya?…(%).

Sementara, yang menginginkan Imam menjadi Walikota Depok selanjutnya ada sebanyak 41,8 persen, sisanya tidak tahu dan tidak jawab sebesar 8,1 persen.

Dalam rilis survei Indikator tersebut, secara keseluruhan Supian Suri – Chandra Rahmansyah lebih unggul dari Imam – Ririn.

Survei Pilkada Depok 2024 itu, dilakukan Indikator Politik Indonesia selama 3-12 Oktober 2024. Penarikan sampelnya, menggunakan metode multistage random sampling.

Hasil survei simulasi 2 nama calon (foto: IPI)

Dalam simulasi dua nama calon, Supian Suri dan Chandra Rahmansyah berhasil meraih 49,3 persen. Sementara, pasangan Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi Arafiq, hanya mendapatkan 46,1 persen. Tidak memilih, sebanyak 4,6 persen.

Dalam top of mind Calon Walikota, Supian Suri berhasil duduk di peringkat pertama dengan raihan 42,7 persen, disusul Imam Budi Hartono 36,1 persen, kemudian Ririn Farabi Arafiq sebesar 5,1 persen, dan Chandra Rahmansyah 0,1 persen.

Hasil survei simulasi 2 Paslon (foto: IPI)

Lalu dalam simulasi 2 pasangan calon, Paslon Supian Suri – Chandra Rahmansyah tetap unggul dengan raihan 49,3 persen. Untuk Imam – Ririn hanya sebanyak 46,1 persen.

Direktur Utama Indikator Politik Indonesia Fauny Hidayat, mengutip dari Radar Depok mengatakan, selisih angka antar kedua paslon hanya sekitar 3 persen.

Artinya, setiap Paslon masih memiliki kesempatan yang sama, untuk dipilih dalam Pilkada Depok 2024.

“Pasangan Supian Suri dan Chandra Rahmansyah unggul tipis dengan dukungan 49,3 persen, kemudian pasangan Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi Arafiq mendapat dukungan sebesar 46,1 persen, sisanya merupakan massa mengambang sekitar 4,6 persen,” ungkapnya, Selasa (29/10/2024).

Menurutnya, selisih poin antara kedua paslon di Pilkada Depok 2024 itu hanya sekitar 3 persen, artinya keunggulan masing masing calon saat hari pencoblosan, masih sulit diprediksi.

“Secara statistik selisih antar Paslon yakni di kisaran 3 persen, itu dalam margin of error/MoE +-5 persen, sehingga siapa yang sebenarnya unggul saat Pilkada nanti, masih sulit diprediksi,” tegas Fauny.

Ia menjabarkan, dalam survei Indikator Politik Indonesia itu, jumlah sampel hanya sebanyak 400 orang.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 400 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error–MoE) sekitar ±5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sampel itu, berasal dari seluruh warga kecamatan di Kota Depok, yang terdistribusi secara proporsional.

“Masing-masing Paslon, masih punya peluang yang kurang lebih sama,” tandas Fauny. (Rik)

Tinggalkan Balasan